Pada seri video yang ditayangkan Anies dalam kanal Youtube-nya, terlihat gambar Pangeran Diponegoro beberapa kali muncul dalam frame. Kunto beranggapan, dalam video tersebut Anies mengirimkan pesan bahwa ia ingin diasosiasikan dengan Pangeran Diponegoro.
Apalagi, Diponegoro merupakan salah satu pahlawan nasional yang sosoknya dikenal nasionalis dan religius.
"Saya melihat Anies ingin diasosiasikan dengan Pangeran Diponegoro. Karena foto di background-nya Pangeran Diponegoro dengan motif batik. Menurut saya, Pangeran Diponegoro adalah salah satu ikon pahlawan di Indonesia, dia nasionalis sekaligus agamis," kata Kunto.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, menurut Kunto, pemilihan pendopo sebagai lokasi pengambilan gambar dan menjadi nama seri video tersebut juga bukan tanpa alasan. Ia menilai, hal itu sengaja dilakukan Anies.
"Pendopo adalah asosiasi Jawa, dan di pendopo itu biasanya raja, bupati, raja kecil menerima rakyatnya untuk mendengar keluh kesah atau kemudian menyampaikan petuah-petuah. Pendopo adalah sebuah konstruksi kekuasaan Jawa," ujar dia.
"Anies ingin diasosiasikan dengan model kekuasaan Jawa ini, dan menurut saya ini sesuatu yang oke, karena sebagian besar pemilih kita adalah orang Jawa," ujar Kunto menambahkan.
Sementara, dari sisi konten video tersebut, Kunto melihat bahwa Anies berupaya menyampaikan sejumlah capaian kinerjanya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Senada dengan Kunto, Wasisto juga menilai bahwa foto Pangeran Diponegoro dalam seri video itu menunjukkan bahwa Anies ingin membangun narasi seakan sosoknya seperti Diponegoro.
Menurut Wasis, sosok Diponegoro dikenal sebagai 'Ratu Adil' atau 'Satria Piningit', yakni sosok pemimpin yang dipercaya mampu membawa keadilan dan kemakmuran bagi semesta.
"Dengan demikian, melalui narasi keberhasilan pembangunan di Kepulauan Seribu dan disandingkan dengan foto Pangeran Diponegoro, Anies Baswedan berusaha membangun komunikasi politik sebagai calon pemimpin seperti halnya 'Ratu Adil' tersebut, terlebih lagi yang ditekankan adalah kesetaraan," ujar Wasis.