Keindahan dari Danau Toba memang sudah tidak diragukan lagi. Danau yang berada di Sumatera Utara ini menghadirkan pemandangan alam yang begitu cantik.
Dibalut dengan cerita sejarah dan budaya yang begitu kental membuat danau ini semakin istimewa dan wajib dikunjungi saat liburan.Keistimewaan ini pun turut membawa Danau Toba menjadi salah satu dari lima destinasi wisata super prioritas yang menjadi fokus pengembangan pemerintah selain Likupang, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo.
Dengan luas luas kurang lebih 1.145 kilometer persegi dan kedalaman 450 meter membuat Danau Toba menjadi danau terbesar di Asia Tenggara dan terdalam di dunia.
Untuk memaksimalkan setiap potensi yang ada di Danau Toba, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (PUPR) turut mendukung dan bertanggung jawab terhadap upaya pemerintah dalam memaksimalkan destinasi tersebut.
Salah satu langkah yang dilakukan oleh Kementerian PUPR dengan terus bertanggung jawab terhadap pembangunan infrastruktur di kawasan tersebut. Kementerian PUPR juga memastikan dengan sigap melakukan tugas-tugas yang diembannya untuk membantu pengembangan kawasan tersebut.
"Adapun realisasi dari dukungan tersebut berupa pembangunan Jalan Lingkar Samosir, Jembatan Tano Ponggol, revitalisasi Danau Toba, sanitasi, instalasi pengolahan air minum, dan pengawasan tepi Danau Toba," tulis Kementerian PUPR dalam keterangannya.
Khusus di bidangsanitasi, PUPR membangun jaringan pipa instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) yang akan terkoneksi di dua wilayah, yaitu Parapat Kabupaten Simalungun dan Ajibata Kabupaten Toba.
![]() |
Pembangunan jaringan IPAL ini dimulai dari Jalan Sisingamangaraja, terminal Sosorsaba, jalan Anggarajim dan masuk ke IPAL Pantai Bebas. Setelah itu, IPAL diproses di bantaran area Sijambur Ajibata berdekatan dengan kolam fakultatif dan bak pengeringan lumpur.
Dengan terbangunnya jaringan IPAL diharapkan air limbah domestik dari rumah tangga dan perhotelan tidak lagi mencemari Danau Toba. Efeknya, keindahan alam Danau Toba akan terjaga serta memberikan dampak positif terhadap pariwisata di kawasan tersebut.
Pengelolaan limbah domestik oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Sanitasi tak hanya dilakukan di Danau Toba. Namun, upaya untuk mengelola limbah domestik juga dilakukan di Kota Medan. Ke depan, pengelolaan tersebut akan memanfaatkan layanan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S) melalui penyedotan lumpur tinja, maupun layanan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) dengan pengembangan jaringan perpipaan air limbah domestik.
Dengan layanan tersebut, diharapkan dapat mencapai target pengelolaan air limbah domestik terutama untuk mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimun (SPM) dan memberikan pelayanan air limbah domestik kepada masyarakat.
(adv/adv)