LIPUTAN INVESTIGASI

Menelusuri Praktik Ilegal Vaksin Booster Covid-19 di Surabaya

CNN Indonesia
Jumat, 31 Des 2021 08:00 WIB
Menerima penawaran lewat Whatsapp, warga Surabaya diminta membayar Rp250 ribu untuk vaksin covid-19 dosis ketiga atau booster dengan merek Sinovac.
vaksin covid-19. (ANTARA FOTO/Fauzan/aww)

Hampir dua pekan kemudian, Budiman kembali mendapatkan pesan Y, bahwa vaksinasi selanjutnya digelar pada 26 Desember 2021, di sebuah kafe di Jalan Kapasari, Kapasan, Simokerto, Surabaya.

Di kafe itu, CNNIndonesia.com turut mendampingi Budiman. Saat tiba, tiga orang menyambutnya. Y yang ada di lokasi kemudian bertanya soal kondisi kesehatan Budiman.

"Alhamdulillah sehat," sahut Budiman seraya menaiki tangga menuju ke lantai dua.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pantauan di lantai dasar kafe, dua dari tiga orang yang diduga panitia, aktif bertanya keperluan tiap orang yang datang. Sementara Y terlihat mengutak-atik laptop di hadapannya.

Sementara Budiman, mengaku melihat dua orang nakes mengenakan APD lengkap. Jumlah nakes kali ini lebih sedikit, ketimbang di lokasi vaksinasi sebelumnya.

Kepada nakes itu, Budiman juga sempat menanyakan perihal kemungkinan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang bisa saja dialaminya setelah disuntik. Namun menurutnya, nakes tersebut hanya menjawab sekenanya.

"Nakesnya bilang, 'kalau demam tinggal minum paracetamol, Mas'," kata Budiman menirukan perkataan orang yang diduga nakes.

"Saya juga menanyakan kepada mereka yang dipakai ini vaksin jenis apa, ternyata bilang Sinovac," tambahnya.

Penggunaan vaksin jenis ini untuk booster berbayar kemudian memunculkan dugaan dan pertanyaan lain, pasalnya Sinovac merupakan salah satu jenis vaksin yang disediakan gratis oleh pemerintah kepada masyarakat Indonesia, hingga akhir tahun 2021 ini.

Apalagi saat ini vaksin dosis ketiga atau booster baru hanya diperuntukkan bagi kalangan tenaga medis saja. Vaksin yang digunakan juga merek Moderna bukan Sinovac.

CNNIndonesia.com kemudian mengonfirmasi Y, perihal program vaksinasi dosis ketiga berbayar yang ia selenggarakan.

Selaku orang yang menghubungi para peserta vaksinasi dan menerima transfer biaya pendaftaran, ia mengakui bahwa dirinya memang sempat menggelar acara tersebut secara diam-diam.

"Pernah, pernah [menyelenggarakan vaksinasi dosis ketiga berbayar]," katanya dengan terbata-bata, saat dihubungi melalui panggilan telepon, Senin (27/12) malam.

Saat ditanya soal dari mana ia mendapatkan vaksin tersebut, Y mengaku tak bisa memberitahukannya. Ia hanya mengatakan ada supplier yang memasok barang itu kepadanya.

"Aduh, sorry ya, soalnya kami nggak boleh menyebarluaskan itu. Soalnya dari supplier-nya enggak membolehkan untuk dipublikasikan cuma untuk kalangan sendiri," kata dia.

Ia menjelaskan bahwa vaksin yang disuntikkan kepada para pembeli vaksin itu berjenis Sinovac. Dan lagi-lagi ia enggan mengatakan dari mana sumber dia mendapatkan vaksin itu. Y berdalih ia hanya bertugas mencari orang yang bersedia membayar untuk mendapatkan vaksin booster tersebut.

"Aku enggak bisa kasih info. Sinovac. Saya kurang tahu, saya cuma cari orang aja," ucapnya.

Kemudian soal berapa peserta vaksinasi yang sudah membayar dan mengikuti, begitu juga soal nakes yang bertugas melakukan injeksi vaksin, Y menolak memberikan jawaban.

"Aduh sorry, mas, aku enggak bisa ngasih informasi lebih lanjut, saya nggak tahu pastinya, masih puluhan. [Nakesnya dari mana] saya nggak tahu juga," kata dia.

(frd/sur)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER