Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman resmi melebur ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Mengenai hal ini, Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Partai Demokrat, Sartono Hutomo, mengatakan, jangan sampai peleburan ini malah menghadirkan kemunduran.
Sartono menyebut, peleburan Eijkman ke BRIN tidak boleh mendegradasi independensi dan kepakaran para peneliti.
"LBM Eijkman ini punya gengsi tersendiri di dunia internasional. Jangan sampai proses peleburan ini justru menghadirkan kemunduran," ujar Sartono kepada wartawan, Senin (3/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, terdapat dua problem utama setiap peleburan lembaga. Pertama, mengenai masalah SDM, dan yang kedua soal quality control.
Sartono pun mengungkit ihwal pelaksanaan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa waktu lalu. Menurut dia, peleburan Eijkman ke BRIN ini mengingatkan hal tersebut.
"Masih hangat di memori masyarakat kita, bagaimana dengan alasan ujian TWK beberapa penyidik senior di KPK disingkirkan. Kesan menyingkirkan para peneliti dan ilmuwan yang kompeten ini harus dijawab dengan baik oleh pihak BRIN," ujarnya.
Menurut Sartono, peleburan Eijkman ke BRIN tidak akan menjadi polemik seandainya kualitas dan quality control dapat dipertanggungjawabkan. Terlebih, struktur organisasi BRIN sejak awal tak bisa dipisahkan dari partai politik tertentu.
Seperti diketahui, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN. Hal ini sempat menjadi polemik, tidak sedikit pihak yang mengkritik penunjukkan Megawati sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN.
LBM Eijkman terintegrasi dalam BRIN sejak September 2021. Perubahan status LBM Eijkman menjadi Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman resmi dilangsungkan pada 28 Desember 2021.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan, integrasi dua lembaga bertujuan untuk memperkuat kompetensi periset biologi molekuler di Indonesia.
"Masuknya LBM Eijkman kepada BRIN yang menjadi PRBM Eijkman maka kompetensi para periset biologi molekuler akan semakin meningkat. Apalagi selama ini LBM Eijkman sudah memiliki budaya riset yang tinggi, maka budaya ini tentunya akan menjadi PR bagi kepala pusat yang baru," ujar Handoko dalam keterangan tertulis.
(dmi/wis)