Jakarta, CNN Indonesia --
Baru hitungan hari memasuki 2022, kader partai Demokrat Nusa Tenggara Barat (NTB) mengusulkan agar Ketua Umumnya, yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melirik kader PKS untuk dijadikan pasangan di Pilpres 2024.
Dia adalah Kandidat kuat ketua DPD Partai Demokrat NTB Indra Jaya Usman Putra. Indra mendorong AHY agar mempertimbangkan Gubernur NTB yang juga kader PKS Zulkieflimansyah.
Menurut Indra, Zulkieflimansyah yang pernah jadi anggota DPR 2014-2019 punya segudang pengalaman kepemimpinan. Jika AHY dan Zulkieflimansyah berpasangan pun bisa jadi representasi perwakilan Indonesia bagian barat dan timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tiga kata menggambarkan duet tokoh ini adalah muda, cerdas, dan berkarakter," kata Indra.
Indra mengatakan AHY dan Zulkieflimansyah sama-sama pernah menimba ilmu di Universitas Harvard, Amerika Serikat, sehingga memiliki wawasan dan kecakapan yang tak perlu diragukan.
"Tak gampang belajar di salah satu kampus kenamaan dunia itu," ujarnya.
Usul Indra itu mungkin sebatas aspirasi kader daerah yang ingin menyumbang kontribusi pemikiran terhadap DPP partai di tingkat pusat. Akan tetapi, bisa saja mengandung makna yang lebih serius.
 Kader PKS yang juga Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) 2018-2023 Zulkieflimansyah diusulkan menjadi calon peserta di Pilpres 2024 mendatang oleh kader Demokrat (CNN Indonesia/Christie Stefanie) |
Indra Jaya Usman merupakan kandidat terkuat Ketua DPD NTB berikutnya. Dia sudah memegang dukungan 7 dari 10 DPC di NTB untuk menjadi Ketua DPD Demokrat di provinsi tersebut.
Tak menutup kemungkinan Indra mengusulkan itu karena tahu DPP Demokrat di level pusat sedang atau akan menjalin komunikasi yang serius dengan PKS mulai tahun 2022.
Terlebih, Demokrat dan PKS pun saat ini bernasib sama, yakni berada di luar pemerintahan Presiden Joko Widodo. Keduanya sama-sama sering bahkan seirama ketika melontarkan kritik terhadap kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat.
Pujian PKS untuk AHY
Ketua Departemen Politik DPP PKS, Nabil Fauzi mengamini bahwa partainya memang menjalin komunikasi dengan Demokrat. Dia tidak menampik ketika ditanyakan hal tersebut.
Akan tetapi, Nabil mengklaim sejauh ini belum ada pembicaraan ihwal figur tertentu untuk diusung bersama di Pilpres 2024. Tak seperti aspirasi kader Demokrat yang mengusulkan nama AHY-Zulkieflimansyah.
"Namun belum secara khusus mengarah pada sosok figur tertentu," kata Nabil saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (3/1).
Menurut Nabil, aspirasi kader Demokrat NTB merupakan hal yang wajar ketika mengusulkan pasangan AHY-Zulkieflimansyah. Dia menilai itu buah dari hubungan baik Demokrat dan PKS di NTB selama ini.
Dia pun mengamini bahwa AHY, ketua umum Demokrat, termasuk tokoh muda yang berprestasi dan patut menjadi pemimpin di level nasional. Nabil memuji figur AHY meski bukan kader PKS.
"Jadi ya wajar-wajar saja wacana tersebut muncul ke publik. Toh keduanya (AHY dan Bang Zul) memang pemimpin muda yang berprestasi dan berpotensi menjadi pemimpin nasional," kata dia.
Nabil mengatakan PKS menjalin komunikasi tidak hanya dengan Demokrat, tetapi juga partai lainnya. Mengenai sosok untuk diusung di Pilpres, belum ada yang mengerucut.
"PKS sejauh ini masih fokus dan konsisten untuk terus mensosialisasikan penokohan Dr. Salim Segaf Aljufri sebagai figur utama partai dalam pentas kepemimpinan nasional," kata dia.
Bantah Mulai Tatap Pilpres
Salah seorang pengurus di DPP Demokrat yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa komunikasi memang tengah dijalin dengan partai lain guna menghadapi Pilpres 2024. Akan tetapi, tidak hanya PKS.
Komunikasi juga dibangun dengan beberapa partai lain. Lebih dari empat. Mayoritas adalah partai yang saat ini berada di dalam koalisi pemerintahan.
Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani mengakui bahwa komunikasi memang dijalin dengan partai lain serta elemen masyarakat.
Namun, dia mengklaim partainya belum menempatkan Pilpres sebagai agenda prioritas hingga saat ini.
"Konsolidasi eksternal juga terus dilakukan baik itu dengan partai politik lain, Ormas, NGO dan elemen masyarakat madani lainnya, namun tidak membahas tentang Pilpres atau koalisi Pilpres," kata Kamhar saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (3/1).
Kamhar menyebut Demokrat masih fokus pada konsolidasi internal di level provinsi dan kabupaten/kota. Termasuk mengupayakan bantuan kepada masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.
"Pada saatnya nanti Partai Demokrat akan mempresentasikan ke publik respons dan sikap politik partai terkait Pilpres 2024," kata Kamhar.
Demokrat membutuhkan rekan koalisi jika ingin mengusung pasangan calon di Pilpres 2024 mendatang. Itu harus dilakukan demi memenuhi syarat kepemilikan 20 persen atau 115 kursi DPR untuk mengusung pasangan calon.
Demokrat saat ini hanya memiliki 54 kursi DPR. Jika ingin berkoalisi dengan PKS, yang memiliki 50 kursi DPR, maka harus mencari satu partai lagi guna memenuhi syarat presidential threshold.