Kolonel Priyanto dalam Perjalanan Mudik saat Tabrak Handi dan Salsa
Kolonel Priyanto dan dua prajurit TNI AD sedang dalam perjalanan ke rumah orangtuanya saat menabrak Handi dan Salsabila di Jalan Raya Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Danpuspomad Letjen TNI Chandra W Sukotjo menjelaskan dari pemeriksaan diketahui Kolonel Priyanto semula berada di Jakarta untuk mengikuti rapat dinas sebelum meminta izin mudik.
Dalam perjalanan mereka terlibat kecelakaan menabrak Handi dan Salsa di Nagreg. Mereka kemudian mengangkut dua jasad sejoli membuangnya ke sungai.
"Jadi sebagai kepala komandan kesatuannya, sebagaimana laporan bawahannya, khususnya si Kolonel Priyanto ini, dia pergi ke Jakarta untuk menghadiri rapat dinas, kemudian dia izin kepada atasannya untuk ke tempat orangtuanya, di mana dalam proses itulah terjadi kecelakaan dan berlanjut ke tindak pidana ini," kata Chandra di Kantor Otmilti II Jakarta, Kamis (6/1).
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan dari pemeriksaan awal, ada upaya dari para tersangka kasus ini untuk menyangkal perbuatan mereka. Namun dari penyidikan, didapatkan barang bukti dan pengakuan tiga prajurit tersebut.
"Dari hasil pemeriksaan, maka secara umum dapat dilihat bahwa apa yang dilakukan mereka, apa yang menjadi motif yaitu upaya mereka melepas tanggung jawab atau pun melakukan tindakan menghilangkan bukti-bukti yang menghubungkan dengan awalnya adalah kecelakaan lalu lintas. Namun ini berkembang jadi pidana yang di luar perikemanusiaan," kata Chandra.
Kasus ini bermula saat dua orang sejoli ditabrak oleh mobil Panther berpelat B pada 8 Desember di dekat SPBU Nagreg, Kabupaten Bandung. Dalam kecelakaan itu, salah satu warga yang menjadi saksi sempat memotret orang yang berada di dalam mobil Panther ketika menggotong korban termasuk nomor polisi mobil pelaku.
Mulanya, warga-warga yang menyaksikan peristiwa itu mengira korban hendak dibawa ke rumah sakit. Tapi, kedua orang tua korban tidak menemukan korban setelah mencari di seluruh rumah sakit dan puskesmas di sekitar daerah itu hingga Kota Bandung setelah dicari-cari.
Setelah dilakukan pencarian, pada (11/12) jasad keduanya ditemukan di dua lokasi berbeda. Jasad Handi ditemukan di Sungai Serayu, Banyumas. Sementara jasad Salsabila ditemukan di aliran Sungai Serayu, Cilacap.
Beberapa hari setelahnya, tiga pelaku diamankan Polres Bandung. Tak berapa lama kasus kemudian dilimpahkan ke Pomdam III Siliwangi. Sebab ketiganya merupakan prajurit TNI Angkatan Darat.
Para pelaku yang telah ditetapkan sebagai tersangka itu adalah Kolonel Priyanto yang merupakan personel Kodam Merdeka serta dua prajurit personel Kodam Diponegoro Kopral Dua Ahmad Sholeh dan Kopral Dua Dwi Atmoko.
Beberapa waktu lalu Anggota Komisi I DPR RI yang juga pensiunan jenderal angkatan darat, Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin mengungkapkan bahwa dua kopral yang jadi tersangka itu merupakan mantan bawahan kolonel Priyanto saat menjadi komandan kodim di Jawa Tengah.
"Kalau dua tamtama yang mendampingi Kolonel itu, itu yang satu dari Kodam Diponegoro. Dulunya itu pengemudi dia (Kolonel Priyanto) pada saat jadi Dandim di Jawa Tengah," kata Hasan kepada CNNIndonesia.com, Kamis (30/12/2021).
Dua kopral itu, kata dia, mendampingi Kolonel Priyanto dalam perjalanan menuju Cilacap, Jawa Tengah usai menjalani rapat koordinasi Intel di Jakarta.
Kolonel Priyanto menjabat Kasi Intel Kasrem 133/Nani Wartabone (NW) Kodam XIII/Merdeka, berbasis di Gorontalo. Posisi itu ia duduki sejak Juni 2020. Sebelumnya, ia pernah menjabat Dandim 0730/Gunungkidul dan Irutum Inspektorat Kodam IV/Diponegoro.
Hasanuddin pun mengecam tindakan yang dilakukan tiga prajurit TNI AD. Mantan sekretaris militer presiden itu tak habis pikir, seorang kolonel yang notabene merupakan perwira menengah di institusi TNI AD tega melalukan hal seperti itu. Dia pun meminta agar ketiga pelaku dihukum berat.