Warga Negara Indonesia (WNI) pelaku perjalanan luar negeri (PPLN), Adit (bukan nama sebenarnya) dinyatakan terpapar varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 atau varian Omicron sepulang perjalanannya dari Turki.
Adit yang berprofesi dosen tersebut kini tengah menjalani isolasi dan perawatan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara. Adit mengaku hanya merasakan gejala ringan Covid-19.
"Gejalanya sebelum dikonfirmasi Covid-19 itu biasa, ada demam sama batuk. Sebenarnya masuk rumah sakit gejalanya sudah hilang semua. Gejala demam sudah hilang semuanya, jadi lebih stabil," kata Adit dalam rekaman suara yang ditampilkan CNN Indonesia TV, Jumat (7/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adit juga mengaku tidak berhubungan dengan kontak erat pasien terinfeksi Omicron. Ia bahkan menyebut dirinya baru mengetahui varian Omicron setelah didiagnosis dari hasil pemeriksaan Whole Genome Sequences (WGS).
Lebih lanjut, selama dalam masa perawatan di RSPI, Adit kemudian mengetahui dirinya memiliki D-Dimer tinggi dan juga memiliki sejumlah komorbid atau penyakit penyerta.
"Memang saya tensi tinggi, ada komorbidnya hipertensi. Yang lain saya kira biasa-biasa saja," ujar Adit.
Sementara itu, Kasus konfirmasi positif virus corona di Indonesia diprediksi akan mengalami peningkatan dalam beberapa waktu ke depan imbas dari libur Natal dan Tahun baru 2022 (Nataru). Selain itu peningkatan itu ditengarai disebabkan oleh varian Omicron.
Lembaga Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) per 7 Januari mencatat kasus Omicron di Indonesia sudah mencapai 258 kasus. GISAID merupakan sebuah lembaga bank data yang saat ini menjadi acuan untuk data genom virus corona SARS-CoV-2.