Pakar Sebut Deklarasi Capres 2024 Idealnya di Awal, Yakin Bakal Alot
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, menyatakan bahwa koalisi partai politik dan penentuan pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang hendak diusung pada pilpres 2024 yang ideal dilakukan lebih awal.
Namun, menurutnya, langkah yang bisa membuat parpol dan kandidat memiliki waktu sosialisasi, konsolidasi, dan penetrasi lebih matang itu sulit dilakukan dan berlangsung alot karena mencari anggota dan sosok terbaik.
"Tergantung mazhabnya. Ada yg mazhab deklarasi dan koalisi di awal. Ada pula mazhab yg main di akhir. Semua tergantung skenario dan strategi politik," kata Adi kepada CNNIndonesia.com, Senin (10/1).
"Tapi rata-rata banyak yang main di akhir karena semua partai dan calon mencari pasangan ideal untuk menang, makanya (penentuan capres) alot," imbuhnya.
Adi berpendapat, sejumlah tokoh yang sudah mulai diwacanakan akan berpasangan di pilpres mendatang seperti duet Airlangga Hartarto dengan Anies Baswedan atau Ganjar Pranowo masih bersifat opini pribadi.
Menurutnya, wacana itu hanya sebatas memancing pembicaraan publik, tetapi bukan sikap resmi parpol.
"Airlangga punya tiket partai, meski elektabilitasnya masih rendah. Ganjar dan Anies tak punya tiket partai, tapi punya ceruk pemilih. Sama-sama saling membutuhkan," ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik itu.
Dia menduga Golkar sedang mempertimbangkan sosok yang tepat untuk menjadi pasangan Airlangga di Pilpres 2024. Menurut Adi, duet Airlangga dengan Ganjar sulit terwujud karena faktor PDIP.
"Problem ada dua. Pertama, Ganjar belum dapat restu PDIP yang terlihat lebih condong ke Puan. Kedua, PDIP terlihat lebih mesra dgn Gerindra ketimbang Golkar," paparnya.
Sementara itu, tambahnya, duet Airlangga dengan Anies menghadapi masalah mencari dukungan parpol lain untuk memenuhi ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen.
"Dengan Anies mungkin juga, tapi harus susah payah mencari partai lain untuk genapi ambang batas 20 persen. Termasuk apa mungkin Airlangga mau duet dengan Anies yg selama ini dinilai dekat dengan kelompok kanan," kata Adi.
Sebagai informasi, sejumlah pihak mendorong agar parpol mendeklarasikan koalisi dan pasangan capres-cawapres yang akan diusung di Pilpres 2024 secara dini.
Pendiri lembaga survei dan konsultan politik Cyrus Network, Hasan Nasbi mengatakan salah satu faktor yang bisa mengubah peta politik Pilpres 2024 ialah koalisi lebih awal antarparpol dan penentuan calon lebih awal.
Menurutnya, publik benar-benar tidak tahu sosok yang memiliki tiket untuk maju di Pilpres 2024 saat ini, meskipun terdapat tiga parpol yang memiliki potensi mengusung kader sendiri karena hanya membutuhkan tambahan satu parpol yaitu PDIP, Golkar, serta Gerindra.
"Ini dua hal yang bisa mengubah peta survei. Kalau sudah dibungkus saya yakin orang akan melihat, oh ini yang sudah punya tiket," ujar Hasan.