Epidemiolog Ingatkan Varian Delta Masih Jadi Ancaman Terutama Lansia

CNN Indonesia
Rabu, 19 Jan 2022 12:09 WIB
Epidemiolog Dicky Budiman menilai kendati Covid-19 berubah menjadi endemi, namun fluktuasi kasus tetap ada lantaran sifat varian Covid-19 yang terus bermutasi
Ilustrasi pandemi covid di Indonesia. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mewanti-wanti varian virus corona (Covid-19) Delta masih menjadi ancaman besar bagi Indonesia di tengah lonjakan kasus varian B.1.1.529 atau Omicron.

Dicky menyebut, varian Delta masih berpotensi menyebabkan perburukan gejala pada pasien Covid-19 ketimbang Omicron. Namun demikian, ia menilai perburukan kondisi itu tidak seperti gelombang kedua Juli 202 lantaran masyarakat Indonesia sudah memiliki bekal melalui imunitas dari vaksin maupun yang terjadi secara alamiah.

"Delta masih sangat mengancam, dan potensi reinfeksi tetap ada. Makanya dari awal sebelum Omicron jadi potensi gelombang ketiga itu, karena masih ada Delta kayu bakar, yang masih cukup signifikan bisa menyulut lonjakan meskipun tidak sebesar gelombang dua," kata Dicky kepada CNNIndonesia.com, Selasa (18/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dicky melanjutkan, ancaman itu juga lebih besar berpotensi menyasar warga lanjut usia (lansia) lantaran masih banyak lansia yang belum divaksin dibandingkan kategori sasaran vaksinasi lainnya.

Apalagi menurutnya mayoritas lansia sudah menerima vaksinasi lengkap alias dua dosis sejak berbulan-bulan lalu, sementara antibodi yang dihasilkan dari vaksin Covid-19 disebut-sebut akan menurun enam bulan pascavaksinasi dosis kedua.

Capaian vaksinasi covid-19 lansia di Indonesia per Selasa (15/1), tercatat baru 15.104.555 orang telah menerima suntikan dosis pertama vaksin virus corona. Sementara itu, 9.743.432 orang juga telah rampung menerima dua dosis suntikan vaksin covid-19 di Indonesia.

Dengan demikian, target vaksinasi pemerintah dari total sasaran lansia 21.553.118 orang baru menyentuh 70,08 persen dari sasaran vaksinasi yang menerima suntikan dosis pertama. Sedangkan suntikan dosis kedua baru berada di angka 45,21 persen.

"Vaksin jelas bermanfaat terutama di dua aspek, yaitu mencegah keparahan dan mengurangi kematian. Namun ancaman tetap ada terutama kelompok rentan seperti lansia," kata dia.

Lebih lanjut, Dicky menilai kendati Covid-19 berubah menjadi endemi, namun tetap saja fluktuasi kasus tetap ada lantaran sifat varian Covid-19 yang terus bermutasi dan memiliki karakteristik berbeda-beda.

Untuk itu, Dicky mendorong agar pemerintah terus menggencarkan upaya testing, tracing, dan treatment (3T), pemeriksaan whole genome sequencing (WGS), serta mengakselerasi capaian program vaksinasi nasional terutama pada kelompok rentan seperti warga lanjut usia.

Ia juga mengimbau masyarakat dan pemerintah Indonesia untuk memperkuat aksi pencegahan dengan pola hidup sehat dan memperkuat protokol kesehatan minimal 5M. Di antaranya yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.

"Jadi memang, mencegah gelombang tiga itu sulit sekali, karena kayu bakarnya ada, virusnya masih efektif dengan kecepatan penularannya yang merajalela," ujarnya.

(khr/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER