Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut penurunan kasus Covid-19 di Indonesia salah satunya karena tercipta kekebalan super atau super immunity.
Budi menjelaskan, super immunity terbentuk pada mereka yang terpapar Covid-19 dan kemudian mendapat injeksi vaksin setelahnya.
"Jadi kalau orang sudah terinfeksi, antibodinya timbul karena terinfeksi, kemudian divaksinasi, vaksinasinya sudah kayak booster yang luar biasa kuat. Itu lebih kuat dibandingkan divaksinasi dulu baru kena (Covid-19)," kata Budi di di SD Muhammadiyah Jogodayoh, Bambanglipuro, Bantul, DIY, Jumat (21/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi menjelaskan kekebalan super di Indonesia tercipta usai gelombang besar kasus penularan pada Juni-Juli 2021. Antibodi menjadi berlipat ganda seiring digencarkannya program vaksinasi September lalu.
"Bapak Presiden (Joko Widodo) bilang, itu Israel, Inggris, Singapura vaksinasi tinggi kok (kasus penularan) tetap naiknya tinggi juga kemarin. Saya bilang, Bapak Presiden, ini sekali lagi rezeki anak soleh," imbuhnya.
"Karena kita kan kena infeksinya bulan Juli yang tinggi kan, Juni-Juli, habis itu program vaksinasi kita baru kenceng bulan September. Nah riset membuktikan, orang yang paling kuat imunitasnya, istilahnya super immunity, itu adalah orang yang kena (Covid-19) kemudian divaksin," sambung Budi.
Di Indonesia sendiri, Budi mengklaim 86,6 persen penduduknya sudah memiliki antibodi terhadap virus corona. Klaim itu berasal dari sero survei yang dilakukan di 100 kabupaten/kota di Indonesia dengan total sampel sebanyak 20 ribu dari 34 provinsi.
Namun Budi tidak merinci 100 kabupaten/kota yang mengikuti sero survei tersebut. Dia juga tidak merinci domisili, usia, dan jenis kelamin responden. Dia hanya menyebut survei dilakukan pada Desember 2021 lalu.
"Antibodi itu timbulnya bisa dua. Satu vaksinasi yang diberikan Pak Jokowi. Satu dari infeksi, yang diberikan Allah SWT. Jadi, kombinasi antibodi yang dari infeksi maupun antibodi yang dari vaksinasi itu sudah 86,6 persen," urainya.
Dari sekian angka ini, Budi menyebut cukup banyak masyarakat yang telah memperoleh antibodi alaminya sebelum mendapatkan suntikan vaksinasi.
Budi mencontohkan, saat capaian vaksinasi di Indonesia baru 40 persen pada tahun lalu sudah ada sekitar 75 persen yang memiliki antibodi alami.
"Contoh aja waktu itu vaksinasinya baru sekitar 40 persen atau kalau kita mau ambil kelompok umur, ini kan survei di bulan Desember, anak-anak belum mulai vaksinasinya. Itu yang sudah punya antibodi sekitar 75 persen. Artinya apa, banyak yang sudah diberikan vaksinnya oleh Allah SWT. Kita bilangnya infeksi," ucapnya.
"Jadi, Indonesia banyak diberikan blessing dari yang di atas," pungkas Budi.
![]() |