Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengaku kewenangan Kepala Otorita Ibu Kota Negara (IKN) baru bernama Nusantara sesuai dengan latar belakang dirinya.
"Saya kira bukan soal tertarik, tapi kalau ada penugasan kan ada pertimbangan saya kan juga Gubernur Jabar," kata pemilik sapaan akrab Emil itu dalam perbincangan di CNN Indonesia TV, Senin (25/1).
"Dari sisi kewenangan menjadi pemimpin IKN membangun dari nol, bangun istana, jalan, dan sebagainya dari sisi kearsitekturan cocok untuk profil background saya," imbuh dia, yang memiliki sejumlah karya arsitektur itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini, Emil mengaku belum mendapatkan tawaran resmi untuk menduduki hingga saat ini.
"Belum ada pembicaraan formal. Belum ada konfirmasi, dan saya belum bisa menjawab secara utuh dan juga karena belum ada pembicaraan formal kepada saya," ucap Emil.
"Saya takut berpanjang lebar tapi maksud Presiden bukan ke kami," sambungnya.
Pada 2020, Presiden Jokowi mengungkap empat nama potensial menjadi Kepala Otorita IKN Nusantara. Yakni, eks Gubernur DKI Basuki T. Purnama alias Ahok, mantan Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tumiyana; eks Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro; serta mantan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Belakangan, pada pertemuan di Istana, Rabu (19/1), Jokowi mengungkap ciri-ciri sosok yang akan dipilih, yakni "pernah memimpin daerah dan punya background arsitek".
Diketahui, beberapa nama politikus memiliki riwayat kepala daerah dan pendidikan arsitektur.
Selain Ridwan Kamil, yang merupakan lulusan Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung, ada pula nama Wali Kota Makassar Ramdhan Pomanto yang merupakan Dosen Arsitektur di Universitas Hasanuddin serta eks Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma lulusan jurusan Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Terkait urusan Pemilu 2024, Ridwan Kamil mengaku akan mengumumkan partai politik (parpol) piliihannya pada pertengahan 2022.
"Sudah sangat intens dari semua parpol diwakili pengurus ketuanya saya rajin menyapa, kirim bingkisan, obrol sana-sini," ujarnya.
![]() |
"Pertengahan tahun mungkin saya akan memutuskan," sambungnya.
Emil menerangkan, beberapa hal masih perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan parpol tempat berlabuh. Salah satunya, apakah parpol tersebut mengedepankan politik yang menjunjung nilai-nilai Pancasila atau tidak.
"Saya kira semua juga Pancasilais, tapi track record dan aksi sehari-harinya harus mencerminkan politik di tengah atau politik Pancasila yang paling kuat," paparnya.
Sejumlah parpol telah merayu Emil untuk bergabung, Bahkan, parpol-parpol itu membuka kemungkinan mengusung Emil di Pilpres 2024. Di antaranya, PAN, PKB, dan PPP.
Emil pun telah menyatakan siap secara lahir dan batin untuk maju dalam Pilpres 2024.
"Lahir batin sudah siap, tinggal masalah warna (partai) apa saya kabari nanti," kata Kang Kamil saat konferensi pers di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (18/1) malam.
(mts/arh)