Di tengah upaya penanganan Covid-19 varian Omicron, kasus demam berdarah dengue (DBD) melonjak drastis di Jawa Timur (Jatim) pada Januari.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim mencatat hingga 24 Januari 977 warga terkena DBD, dengan 17 pasien di antaranya meninggal dunia.
"Jangan dilupakan, karena sekarang ini kita fokus pada Omicron atau Covid-19 tapi ternyata DBD perlu mendapatkan perhatian," kata Kepala Dinkes Jatim dr Erwin Astha, Rabu (26/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erwin menyebut kasus tertinggi DBD terjadi di lima kota/kabupaten. Yakni, Bojonegoro dengan 122 pasien; Nganjuk, 72 pasien; Malang, 66 pasien; serta Ponorogo dan Sidoarjo, masing-masing 53 pasien.
Sementara, kematian tertinggi akibat DBD ada di Pamekasan dengan tiga pasien; Bojonegoro, dua pasien; kemudian Bangkalan dan Kediri masing-masing satu orang pasien.
Dinkes pun mengajak masyarakat tidak mengabaikan bahaya virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti ini, serta mengimbau masyarakat menerapkan 3M, yakni menguras atau membersihkan bak mandi, menutup rapat tempat penampungan air, membuang atau mendaur ulang barang bekas.
"Dalam hal ini 3M dikunci untuk mencegah jangan sampai kasusnya membludak atau meningkat," ujar dia.
Pihaknya juga mendorong edukasi penggunaan secara luas pengasapan atau fogging dan bubuk abate.
"Indikasi terbaik fogging adalah ketika ada pasien di situ. Bisa dilakukan fogging untuk membunuh nyamuk-nyamuk dewasa. Sedangkan abate untuk jentik-jentiknya," tutupnya.
(frd/arh)