SMA-SMP Warga Solo Tutup Usai 12 Guru dan Murid Positif Covid

CNN Indonesia
Kamis, 27 Jan 2022 20:45 WIB
Penutupan sekolah imbas Covid-19 itu untuk pertama kalinya sejak Kota Solo menetapkan PTM 100 persen dua pekan terakhir.
SMP dan SMA Warga di Solo ditutup imbas 12 guru dan murid positif Covid-19. (CNNIndonesia/rRosyid Ichsan)
Jakarta, CNN Indonesia --

SMA dan SMP Warga Kota Solo menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM), Kamis (27/1) setelah 12 guru dan muridnya terkonfirmasi positif Covid-19. Kejadian tersebut merupakan pertama kalinya sejak Kota Solo menetapkan PTM 100 persen dua pekan terakhir.

Kepala SMA Warga, Purwoto mengatakan sekolahnya mulai hari ini menerapkan kembali pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pemberitahuan kepada orang tua murid sudah disampaikan sejak Rabu (26/1) kemarin.

"Sesuai aturan kembali ke PJJ 14 hari. Tapi dengan perkembangan situasi, bisa jadi tidak selama itu," katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Purwoto menerangkan kasus positif covid-19 di SMA Warga bermula dari pengambilan gambar oleh 12 guru dan murid SMA Warga di Kabupaten Boyolali pekan lalu.

Sepulang dari kegiatan tersebut, salah satu guru pendamping mengalami gejala demam sehingga memeriksakan diri ke rumah sakit pada, Sabtu (22/1) lalu.

"Hari Senin kami dapat informasi dari Puskesmas Purwodiningratan bahwa guru kami terkonfirmasi positif," katanya.

SMA Warga kemudian berkoordinasi dengan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Jawa Tengah dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Solo untuk melakukan contact tracing. Sebanyak 12 guru dan murid yang melakukan kontak erat dengan guru kesenian tersebut selama kegiatan di Boyolali itu pun mengikuti uji usap di RSUD Bung Karno.

"Hasilnya, dari 12 orang yang dites ada 11 yang positif," katanya.

Purwoto mengatakan mereka tidak mengalami gejala sama sekali. Sementara guru kesenian yang pertama kali terkonfirmasi positif Covid-19 sendiri saat ini kodisinya sudah membaik.

"Kami video call. Masih dirawat di rumah sakit. Sudah sehat, sudah tidak demam," katanya.

Melihat positivity rate yang tinggi, Dinkes Kota Solo pun meminta agar contact tracing diperluas. Dua kelas yang diampu guru kesenian tersebut ditambah guru dan karyawan SMA Warga diharuskan mengikuti uji usap di RSUD Bung Karno, Rabu (26/1) kemarin.

"Jumlahnya ada 225 orang. murid kelas 10, 11, dan semua guru karyawan SMA Warga. Hasilnya masih kami tunggu," katanya.

Purwoto yakin, kasus Covid-19 di SMA Warga tidak akan berdampak berat seperti sebelum-sebelumnya. Mengingat sejak akhir 2021 lalu, seluruh guru dan karyawannya telah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis lengkap.

"Untungnya sudah vaksinasi 2 dosis semua jadi mungkin penanganannya tidak akan seberat dulu. tinggal mengkondisikan agar yang terkonfirmasi positif bisa isolasi mandiri supaya tidak merembet ke mana-mana," katanya.

Lihat Juga :

Ia menambahkan, kasus Covid-19 sebenarnya hanya terjadi di SMA Warga. SMP Warga hanya merasakan imbasnya karena berada di satu kompleks. Bahkan sebelum pandemi, dua sekolah tersebut menggunakan akses keluar masuk yang sama.

"Dengan kejadian ini, SMP Warga menyesuaikan PJJ juga. Meskipun sejak PTM 100 persen kemarin aksesnya sudah beda," katanya.

Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Jawa Tengah, Suratno mengatakan kasus ini merupakan pertama kalinya terjadi di wilayahnya sejak PTM diberlakukan 100 persen dua pekan terakhir. Ia mengimbau agar sekolah lain tidak lalai menjaga protokol kesehatan meskipun sudah terbiasa menjalankan PTM.

"Kita imbau sekolah agar prokes ketat. Kalau tidak ada prokes baik maka akan ada penularan. Kalau prokes ketat risiko penularan kecil," katanya saat dihubungi melalui telefon.

(syd/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER