Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi tersandung polemik pembukaan PON XXI 2024 akibat pernyataannya yang berlainan dengan kesepakatan awal dengan Pemprov Aceh.
Merespons pernyataan Edy, Juru Bicara Pemerintah Aceh Muhammad MTA meminta mantan ketua umum PSSI itu untuk mematuhi kesepakatan pembukaan PON XXI di Aceh.
MTA mengatakan keputusan tersebut mengacu pada kesepakatan bersama antara Pemerintah Aceh dengan Pemerintah Provinsi Sumut pada November 2017 lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kesepakatan tersebut diteken langsung oleh gubernur kedua provinsi saat itu, yaitu Gubernur Aceh Irwandi Yusuf dan Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Minggu (30/1).
MTA menyebut kesepakatan yang ditandatangani pada 6 November 2017 tersebut berisi tentang penyelenggaraan bersama tuan rumah PON 2024. Salah satu yang disepakati adalah menetapkan Aceh sebagai tempat pembukaan acara dan Sumatera Utara tempat penutupan.
"Kesepakatan bersama ini berlaku sejak diteken oleh kedua pihak hingga selesainya penyelenggaraan PON XXI 2024, hal ini tertulis jelas dalam pasal lima," ujarnya.
Oleh karena itu, ia meminta semua pihak dapat berpegang teguh pada keputusan itu agar tidak terjadi gangguan pada proses persiapan dan pelaksanaan lanjutan agenda tersebut.
MTA menjelaskan pihaknya tak ingin berpolemik terkait pernyataan Edy itu.
"Mungkin beliau belum mendapatkan informasi yang utuh dari bawahannya terkait kesepakatan PON XXI Aceh-Sumut, apalagi saat itu beliau belum memimpin," kata dia.
Sebelumnya, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengingatkan anak buahnya agar bekerja maksimal menyambut PON XXI 2024 yang digelar Sumut dan Aceh. Edy menegaskan bahwa Sumut akan membuka PON XXI.
"Pembukaan di Sumut dan penutupan di Aceh. Saya minta siapkan sarana dan prasarana olahraga yang baik untuk persiapan atlet untuk setiap cabang olahraga yang dipertandingkan. Siapkan tempat dan akomodasi," kata Edy Rahmayadi di hadapan para pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), Jumat (28/1) lalu.
Mantan Pangkostrad itu juga meminta penyiapan 1.000 wanita cantik berpakaian adat untuk menyambut para tamu.
"Siapkan wanita wanita kita yang cantik cantik 1.000 orang. Cantik tapi tak boleh disentuh. Boleh dipandang tapi tak boleh disentuh. Untuk apa dia? Ditempatkan di hotel untuk menerima tamu dengan pakaian adatnya," ucapnya.
"Datang tamu kontingen A yang menerima dari Tapanuli Utara, bupati hadir di sana dengan perangkatnya, pakaian adatnya dengan tari tariannya. Semua di situ diantar sampai ke hotel di tempatnya. Di situ semua yang cantik," tandas Edy.
Sebelumnya, Aceh dan Sumut ditetapkan sebagai tuan rumah bersama PON XXI oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
(mrh/dal)