Menurut Ujang, pilihan tersebut mau tidak mau harus diambil Emil. Ujang mengatakan Emil harus habis-habisan jika serius ingin manggung pada 2024.
Namun, kata Ujang, sowan ke elite politik saja tidak akan cukup. Menurutnya, Emil perlu melebarkan sayap popularitas ke berbagai daerah. Salah satu caranya dengan memperbanyak kunjungan ke daerah lain.
"Kekurangan capres atau cawapres dari gubernur, kan tingkatnya lokal. Tingkatnya satu wilayah, ya RK Jawa barat, Anies Jakarta, Ganjar Jawa tengah. Yang harus dilakukan ya harus diterima di banyak kalangan, suku, entitas lain," kata Ujang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dihubungi terpisah, peneliti politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Jati menilai manuver Emil hendak meyakinkan parpol untuk memberikan tiket Pilpres 2024. Namun, pergerakan terlalu dini juga bisa mengundang serangan politik dari lawan.
"Negatifnya, kalau terlalu dini, dikhawatirkan akan blunder politik. Karena modal yang dipakai RK sebatas menjadi Gubernur Jawa Barat," ucap Wasisto saat dihubungi CNNIndonesia.com, Minggu (30/1).
Wasisto berpendapat Emil harus menambah strategi jika benar-benar ingin maju pada Pilpres 2024. Pekerjaan rumah pertama yang harus dituntaskan Emil adalah meningkatkan popularitas dan elektabilitas.
Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah menampilkan citra diri sebagai pemimpin agamis. Menurut Wasisto, saat ini bursa calon presiden dan wakil presiden disesaki sosok nasionalis-sekuler.
Lihat Juga : |
Hanya Anies Baswedan yang tampil sebagai sosok pemimpin agamis. Wasisto berkata ada peluang besar jika Emil mampu mengemas diri sebagai sosok pemimpin religius nan toleran.
"Ketika sudah head to head dengan Anies sebagai pemimpin agamis, itu bagaimana dia memoles dirinya sebagai pluralis. Di situ lah sebenarnya blunder Anies Baswedan," kata Wasisto.
"Anies dulu dikenal sebagai figur pluralis, tapi malah berpindah ke konservatif. Nah, kalau RK berhasil menjadi antitesis Anies Baswedan, dengan tetap menjaga citra agamis, saya pikir elektabilitas RK akan naik," ujarnya.
(dhf/fra)