Pemkot Surabaya Minta Maaf Fasilitas Asrama Haji Tak Layak Karantina
Pemerintah Kota Surabaya meminta maaf menyusul viralnya keluhan warga soal fasilitas karantina Covid-19 di Hotel Asrama Haji (HAH) yang dinilai tak layak. Mereka mengatakan hal itu akan jadi bahan evaluasi dan perbaikan ke depannya.
Permohonan maaf itu disampaikan oleh Sekretaris BPB Linmas sekaligus Wakil Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, Ridwan Mubarun.
"Kami mohon maaf, kami akan evaluasi lagi, ini evaluasi buat kami supaya kami bisa memperbaiki." Kata Ridwan saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Selasa (1/2).
Ridwan menjelaskan, bahwa HAH memang digunakan Pemkot Surabaya sebagai tempat karantina warga yang positif Covid-19 dengan kondisi sedang-ringan. Hal itu berlangsung mulai awal 2020 sampai akhir 2021.
"Mulai 2020 mulai terima pasien sampai akhir 2021 itu masih terima pasien terus," ucapnya.
Awal tahun 2022 ini, seiring jumlah pasien yang melandai, Pemkot Surabaya sebenarnya sudah berencana melakukan perbaikan. Namun ternyata kasus Covid-19 kembali melonjak.
"Setelah itu memang landai, rencana awal Januari akan dilakukan perbaikan-perbaikan karena ikut anggaran yang Januari ini, ternyata keburu pasien Covid-19 itu naik," ujarnya.
Meski demikian sebelum kasus ini viral, Ridwan mengatakan pihaknya tengah melakukan perbaikan bertahap. Perbaikan itu, kata dia, harus dilakukan, tapi di sisi lain pelayanan terhadap warga juga harus dilakoni.
"Ketika naik itu kami sudah lakukan perbaikan sebenarnya. Tapi kita juga harus terima pasien... Jadi memang paralel, satu sisi perbaikan, satu sisi kami menerima isolasi dari warga," ucapnya.
Ia pun mengerti mengapa sejumlah warga merasa tak nyaman ketika harus menjalani isolasi di HAH. Ridwan berharap masyarakat tetap bersedia menjalaninya karena sedang dikerjakan.
"Sekarang kami lakukan perbaikan, yang bocor, lift mati, dan seterusnya lagi. Posisi itu mungkin tidak nyaman. Jadi kami mohon maaf," pungkas dia.
Pemeliharaan Tak Maksimal
Sementara itu Kepala UPT Asrama Haji Surabaya Sugianto menyayangkan mengapa aset milik Kementerian Agama itu, yang dikelola sementara oleh Pemkot Surabaya melalui mekanisme pinjam pakai itu tak dirawat secara serius.
"Tapi yang saya perhatikan dari sisi pemeliharaan sudah dilakukan, tapi tidak maksimal," kata dia.
Berdasarkan pantauan pihaknya HAH mengalami sejumlah kerusakan, meliputi kategori ringan, sedang hingga berat. Kerusakan ringan meliputi rusaknya rumah kunci pintu kamar hingga tak bisa dibuka. Lalu pendingin ruangan atau AC yang todak berfungsi, sampai kehilangan remote-nya.
"Rumah kunci bisa rusak. Terus [kerusakan] non fisik seperti AC mati, sampai remote AC hilang, berbulan bulan tidak pernah diselesaikan," ucapnya.
Kemudian ada juga kerusakan sedang-berat, meliputi wallpaper dinding terkelupas serta lantai yang kotor. Hingga langit-langit atau plafon yang bocor dan jebol.
Ada pula kain tirai penutup jendela atau gorden yang kotor. Ia menduga gorden itu juga tidak pernah dicuci selama dua tahun sejak gedung itu digunakan oleh Pemkot Surabaya, sebagai tempat karantina.
"Terutama kerusakan berat, lalai tidak segera ditangani. Plafon jatuh, jebol, kan tidak bisa dipakai kamar. Wallpaper ngelontok, jebol dan kotor," ucapnya.
Sebelumnya, Seorang warganet pemilik akun Twitter @swimmin_dory mengeluhkan fasilitas salah satu tempat karantina bagi pasien Covid-19 yakni Hotel Asrama Haji (HAH) Sukolilo, Sukolilo. Ia menjelaskan bahwa kondisi tempatnya dikarantina tak terawat dan kotor.