Sekretaris Kabinet (Seskab) era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Dipo Alam mengungkap perseteruan antara BJ Habibie dengan Benny Moerdani. Hal itu ia tuangkan dalam buku terbarunya, Dalam Pusaran Adab Dipimpin dan Memimpin: Biografi Seorang Aktivis.
Dipo berkata cekcok antara Habibie dengan Moerdani bermula pada 1986. Saat itu, Presiden Soeharto tertarik memperkuat armada Angkatan Udara dengan menghadirkan pesawat tempur jenis fighter.
"Atas keinginan Presiden tersebut, Benny yang ketika itu menjabat Menhankam/Pangab, mengajukan Mirage 2000, pesawat tempur buatan Perancis, sebagai pilihan untuk TNI AU. Benny kemudian menyampaikan rencana pembelian Mirage 2000 itu kepada Presiden Soeharto," kata Dipo dalam keterangan tertulis, Senin (31/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai menerima usulan tersebut, Soeharto meminta pertimbangan kepada Menteri Riset dan Teknologi Habibie. Pakar pesawat terbang itu pun memberikan kajian komprehensif.
Habibie berpendapat produsen Mirage 2000 pelit mentransfer ilmu soal pesawat itu. Menurutnya, Indonesia akan bergantung pada perusahaan tersebut dalam perawatan. Hal itu berdampak pada biaya perawatan yang mahal.
"Gara-gara rencana pembelian Mirage-nya terganjal, Benny kemudian bersikap sengit kepada Habibie. Selama ini, urusan alutsista memang hanya berporos di tangan Benny dan sejumlah anak buahnya," ujar Dipo.
Buku Dalam Pusaran Adab Dipimpin dan Memimpin: Biografi Seorang Aktivis merupakan karya terbaru Dipo Alam. Buku itu diluncurkan di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin (31/1).
Buku tersebut menceritakan pengalaman Dipo selama di dunia politik pemerintahan. Selain soal perseteruan Habibie-Moerdani, buku itu juga mengungkap petualangan politik Dipo dari Orde Baru hingga pemerintahan Joko Widodo
(dhf/ptj)