Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menganggap seluruh kasus positif virus corona (Covid-19) di wilayahnya merupakan varian Omicron. Dia menyimpulkan itu meski belum semua spesimen selesai diperiksa dengan whole genome sequences.
Sejauh ini, kasus positif virus corona di Surabaya ada 587 hingga Rabu (2/2) kemarin.
"Jadi, jangan tanya ini Omicron atau bukan Omicron. Ini sudah Omicron semua, karena penyebarannya lima kali lebih cepat ketimbang varian terdahulunya," kata Eri, Kamis (3/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia berani menyimpulkan demikian karena telah berdiskusi dengan epidemiolog Windhu Purnomo beberapa waktu lalu.
Eri tak mau status Surabaya kembali masuk dalam peta risiko bahaya penularan Covid-19. Oleh karena itu, dia meminta warga untuk selalu waspada dan mematuhi protokol kesehatan guna menghindari penularan Covid-19.
"Saya mohon, warga Surabaya jangan lengah, kalau kita lengah, yang terkonfirmasi semakin banyak. Kalau banyak, bisa-bisa naik ke Level 2 (PPKM)," ucapnya.
Eri juga menerapkan pembatasan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah menjadi 50 persen saja. Tidak 100 persen seperti yang sebelumnya diberlakukan.
"PTM 50 persen dalam sehari. Biasanya kan ada dua shift 100 persen, mulai hari ini saya hentikan dulu. Mekanismenya, sehari masuk, sehari enggak, hanya ada satu shift 50 persen," katanya.
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Agus Hebi Djuniantoro juga telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) penutupan delapan taman kota untuk kegiatan rekreasi.
"Kalau untuk kegiatan edukasi tetap kami izinkan buka. Kapan bukanya? Kita lihat dahulu perkembangan Omicron," kata Hebi.