Busyro Muqoddas hingga Faisal Basri Jadi Inisiator Petisi Batalkan IKN

CNN Indonesia
Sabtu, 05 Feb 2022 17:25 WIB
Sebanyak 45 tokoh mulai dari eks komisioner Busyro Muqoddas hingga ekonom senior Faisal Basri menjadi inisiator petisi menuntut pembatalan pindah ibu kota.
Sebanyak 45 tokoh mulai dari eks komisioner Busyro Muqoddas hingga ekonom senior Faisal Basri menjadi inisiator petisi menuntut pembatalan pindah ibu kota. (CNN Indonesia/Farid Miftah).
Jakarta, CNN Indonesia --

Mantan komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Busyro Muqoddas dan ekonom senior Faisal Basri menggalang petisi tolak pindah Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur. Busyro dan Faisal tergabung dalam 45 tokoh yang menggalang petisi tersebut.

"Saya satu komitmen nilai dengan mereka untuk tegas bersikap yang memihak rakyat sebagai pemegang daulat yang dihinakan dalam proses-proses politik pengesahan UU IKN," ujar Busyro saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Sabtu (5/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Petisi itu diprakarsai oleh Narasi Institute. Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com pukul 17.02 WIB, petisi sudah ditandatangani oleh 5.664 orang.

Para inisiator yang terdiri dari 45 tokoh itu mengajak warga agar mendesak Presiden Joko Widodo menghentikan rencana pemindahan IKN.

Pasalnya, mereka menganggap rencana tersebut tidak tepat karena di tengah pandemi Covid-19 kondisi rakyat dalam keadaan sulit. Sehingga, menurut mereka, rencana memindahkan IKN tidak mempunyai urgensi.

"Terlebih, saat ini pemerintah harus fokus menangani varian baru omicron yang membutuhkan dana besar dari APBN dan PEN," tulis petisi tersebut.

Presiden Jokowi diminta bersikap bijak dengan tidak memaksakan uang negara untuk membiayai mega proyek tersebut. Para inisiator mengingatkan bahwa banyak infrastruktur termasuk sekolah di sejumlah daerah masih buruk.

"Pertanyaan besar publik adalah benarkah kepentingan pemindahan ibu kota baru adalah untuk kepentingan publik?" imbuh petisi itu.

Puluhan tokoh yang tergabung dalam petisi penolakan pemindahan ibu kota negara terdiri dari guru besar, ekonom senior, pengacara, hingga purnawirawan TNI.

Beberapa nama beken di antaranya cendekiawan muslim sekaligus pelopor Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta, Azyumardi Azra; akademisi sekaligus mantan Ketua Umum Muhammadiyah, Din Syamsuddin; dan mantan Sekretaris BUMN, Said Didu.

(ryn/sfr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER