Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menerima telepon dari Menteri Kesehatan, Budi Sunadi Sadikin saat Presiden Jokowi menyampaikan pidato di hadapan publik.
Peristiwa itu terjadi saat Jokowi dan sejumlah menterinya, termasuk Luhut sedang melakukan kunjungan kerja dan meresmikan kawasan Pelabuhan Ajibata, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Rabu (2/2)pekan lalu.
"Dari keterangan Pak Menko, beliau menyampaikan bahwa saat itu beliau sedang menerima telepon dari Menkes yang sedang mengupdate kondisi lonjakan kasus yang cukup signifikan," kata Juru Bicara Luhut, Jodi Mahardi saat dihubungi, Minggu (6/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jodi mengatakan bahwa Luhut menerima dua laporan terkait penanganan pandemi Covid-19. Yakni, terkait pembelajaran tatap muka (PTM) dan evaluasi penanganan pandemi di Jawa dan Bali.
Oleh sebab itu, kata dia, Luhut harus segera melaporkan hal tersebut secara cepat kepada Presiden untuk dapat mengambil langkah-lngkah mitigasi.
"Karena saat itu kebetulan Pak Menko sedang mendampingi kegiatan Presiden," ucapnya.
"Hal ini penting dilakukan sebagai bagian langkah crisis management penanganan pandemi yang harus dilakukan dengan cepat dan terukur," tambahnya.
Aksi Luhut mengangkat telepon saat Jokowi berpidato menuai sentimen negatif dari publik usai cuplikan video yang merekam peristiwa tersebut viral di media sosial.
Menyikapi hal tersebut, Staf Khusus Kementerian Sekretariat Negara Faldo Maldini, mengatakan sentimen negatif dari sudut pandang tertentu sudah lumrah terjadi.
"Kalau tidak senang sama Pak Luhut, pasti semuanya bisa jadi masalah. Kami sering hadapi kasus begini," kata Faldo melalui pesan singkat.
Ia mengatakan yang terpenting saat ini adalah memahami bila pekerjaan tugas menteri sebagai 'pembantu' presiden.
"Tapi yang jelas, semua pekerjaan menteri adalah dalam rangka membantu tugas-tugas Presiden. Apalagi, pekerjaan yang begitu banyak dan mendesak, koordinasi harus cepat dilakukan. Pak Jokowi adalah pemimpin yang punya semangat kerja cepat," ucap dia.
Ia menjelaskan pemerintah sekarang melakukan berbagai macam upaya untuk bergerak lebih cepat.
"Kita ini sedang mencoba kembali berlari kencang, meskipun masa pandemi belum usai. Ayo fokus ke substansi. Kebijakan apa yang butuh peningkatan dan diskusi mendalam, itu jauh lebih penting sekarang, kita ingin semuanya menerima manfaat dari kebijakan," ungkap Faldo.
Lebih lanjut, ia mengatakan semua penilaian mengenai menteri sepenuhnya ditentukan presiden.
"Kalau tidak ada masalah kerja, capaian, dan kontribusinya buat Presiden Jokowi, ya jalan terus. Jadi, kami kira kita perlu lebih banyak ngobrol satu sama lain, membahas soal kehidupan publik, kehidupan bersama," kata dia.
(mjo/gil)