Cak Imin Kecam Pengepungan Polisi di Wadas: Tolong Musyawarah

CNN Indonesia
Rabu, 09 Feb 2022 10:20 WIB
Wakil Ketua DPR RI, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menentang cara-cara represif yang dilakukan aparat terkait pembebasan lahan di Desa Wadas.
Wakil Ketua DPR RI, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menentang cara-cara represif yang dilakukan aparat terkait pembebasan lahan di Desa Wadas. Foto: CNN Indonesia/Safir Makki
Jakarta, CNN Indonesia --

Wakil Ketua DPR RI, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengecam insiden penyerbuan yang dilakukan oknum aparat kepolisian bersenjata lengkap terhadap warga di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Ia meminta penyelesaian masalah pembebasan lahan di Desa Wadas dilakukan lewat jalur musyawarah.

"Prihatin dan harus ada solusi. Musyawarah, tolong," kata Cak Imin lewat akun Twitter miliknya, @cakimiNOW, Selasa (8/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menentang cara-cara represif yang dilakukan aparat terkait pembebasan lahan di Desa Wadas. Cak Imin meminta pemangku kepentingan terkait, pemerintah, dan aparat keamanan segera mencari jalan keluar yang lebih manusiawi.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itul meminta masyarakat mau menempuh jalur dialog sehingga semua pihak sama-sama diuntungkan.

"Kekerasan seperti di Wadas harus dihindari. Apapun alasan yang digunakan aparat, tindakan refresif tidak bisa dibenarkan. Harus ada pihak penengah [mediator] agar peristiwa semacam ini tidak terjadi," ujar Cak Imin.

Diketahui, warga Wadas melakukan penolakan terhadap penambangan batu andesit untuk proyek stategis nasional (PSN) Bendungan Bener sejak 2016. Penolakan tersebut kerap mendapat tekanan dari aparat kepolisian.

Pada Selasa (8/1) kemarin, ribuan aparat kepolisian dengan senjata lengkap dikabarkan menyerbu Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo. Mereka mencopot banner penolakan Bendungan Bener dan mengejar beberapa warga sampai ke hutan.

Penduduk Desa Wadas mengatakan jumlah warga yang ditangkap aparat kepolisian sampai saat ini sekitar 60 orang. Beberapa di antaranya merupakan anak-anak dan orang lanjut usia (lansia).

(mts/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER