Pasien Covid dengan Komorbid Diabetes Tertinggi di Jawa Timur

CNN Indonesia
Senin, 14 Feb 2022 06:16 WIB
Selain diabetes melitus, komorbid Covid-19 tertinggi kedua di Jawa Timur diisi oleh hipertensi.
Ilustrasi diabetes komorbid Covid. (iStockphoto/neirfy)
Jakarta, CNN Indonesia --

Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa kasus Covid-19 dengan penyakit penyerta atau komorbid terbanyak di wilayahnya ialah diabetes melitus jenis non insulin dependent diabetes melitus.

Data sementara Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi, saat ini setidaknya ada 69 pasien Covid-19 dengan komorbid diabetes melitus tersebut. Selain diabetes melitus, kata Khofifah, komorbid tertinggi kedua diisi oleh hipertensi dengan 53 kasus, lalu asma, TBC, stroke hingga obesitas.

"Memang masih ada komorbid (Covid-19) lain seperti asma, penyakit ginjal, TBC, obesitas, ataupun stroke," kata Khofifah, Minggu (13/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi penyakit-penyakit ini jumlahnya jauh lebih kecil dibanding dengan diabetes, hipertensi dan gagal jantung. Maka, jangan anggap remeh komorbid ini," tambahnya.

Khofifah pun mengimbau agar masyarakat yang sudah memiliki komorbid untuk tidak takut menjalani vaksin. Dia juga menyarankan warganya untuk konsultasi kepada dokter yang dipercaya, jika belum yakin.

"Saya ingin meminta agar para lansia dan orang dengan komorbid yang sudah bisa divaksin, untuk segera vaksin. Apabila masih ragu-ragu, bisa konsultasi ke dokter terdekat untuk mengonfirmasi apakah sudah boleh divaksin atau belum," katanya.

Sementara itu, secara kumulatif konfirmasi positif Covid-19 di Jatim per 12 Februari saat ini telah mencapai 435.422 kasus. Dari jumlah itu 389.450 kasus di antaranya dinyatakan sembuh, 29.828 meninggal dunia dan 16.144 lainnya merupakan kasus aktif atau masih menjalani perawatan.

Warga Punya Komorbid Jangan Takut Vaksin

Juru bicara Rumpun Kuratif Satgas Penanganan Jatim dr Makhyan Jibril Al-Farabi mengatakan, saat ini banyak pemilik komorbid yang mengisi rumah sakit rujukan Covid-19, dengan gejala sedang hingga berat. Tak sedikit di antara mereka juga belum menjalani vaksinasi.

"Rata-rata pasien yang memiliki komorbid sehingga berisiko Covid-19 dengan gejala sedang atau berat, khususnya mereka yang tidak di vaksinasi," kata Jibril, Minggu (13/2).

Menurut Jibril, komorbid tersebut membuat infeksi Covid-19 menjadi lebih berbahaya. Apalagi, bila pasien dalam kondisi belum menjalani vaksinasi dosis satu maupun dua.

"Kalau komorbid paling sering diabetes. Komorbid tersebut membuat Covid-19 beresiko sedang ataupun berat, khususnya mereka yang tidak di vaksinasi," ucapnya.

Jibril menyebut, sejumlah perhimpunan dokter telah menyatakan bahwa vaksinasi aman dilakukan bagi pemilik komorbid. Asal, orang tersebut tidak dalam kondisi sakit parah saat disuntik vaksin.

Maka itu, Jibril berharap agar masyarakat yang memiliki komorbid tidak takut untuk melakukan vaksinasi. Ia juga mempersilakan mereka untuk berkonsultasi ke dokter.

(frd/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER