148 Nakes RSHS Positif Covid, 4 Siswa Samarinda Terpapar Omicron

CNN Indonesia
Rabu, 16 Feb 2022 06:35 WIB
Ilustrasi. Ratusan tenaga kesehatan di RSHS positif Covid-19. (Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Bandung, CNN Indonesia --

Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung mengungkapkan 148 orang tenaga kesehatan (nakes), yang terdiri dari perawat, dokter, dan staf penunjang lainnya, terpapar Covid-19.

"Dari akhir Januari dan terus berjalan sampai saat ini dari dokter diperiksa sebanyak 523 ini, memang cukup besar 77 orang positif, perawat diperiksa 440 dan 57 orang positif, kemudian dari penunjang itu diperiksa 47 dan 14 positif," kata Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang RSHS Bandung Yana Akhmad Supriatna, Selasa (15/2).

Mayoritas para nakes yang terpapar Covid-19 berstatus tanpa gejala dan mengalami gejala ringan. Mereka pun menjalani isolasi mandiri (isoman).

Meski banyak nakes terpapar Covid-19, Yana menyatakan pelayanan rumah sakit untuk pasien Covid-19 dan non Covid-19 masih berjalan dan terkendali. Untuk menyiasati kekurangan nakes, pihak RSHS merelokasi nakes di tempat lain dan belum membutuhkan rekrutmen.

Sementara, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di RSHS mencapai 67 orang, terdiri dari 35 orang positif Covid-19 dan sisanya probable. Selain itu, pihak RSHS juga masih menunggu hasil tes PCR sebagian pasien.

"Pasien yang terpapar Covid-19 varian Omicron sebanyak 13 orang terdiri dari 4 orang lansia dan 9 orang dewasa. Namun angka kematian akibat Omicron relatif rendah dibandingkan varian Delta," ujar Yana.

Yana menerangkan, penularan varian Omicron memang lebih cepat. Selain itu, tingkat perawatan meningkat tapi kematian rendah.

"Januari ada meninggal pasien Covid-19 sebanyak dua orang dan Februari dua orang dan salah satunya probable Omicron cukup rendah," ujarnya.

Mereka yang meninggal itu, lanjutnya, masing-masing belum divaksin dan hanya divaksin satu kali. Selain itu, keduanya memiliki riwayat komorbid.

Terpisah, empat siswa di sekolah terpisah di Samarinda, Kalimantan Timur. Meski demikian Dinas Pendidikan Samarinda memastikan proses pembelajaran tatap muka (PTM) tetap dilanjutkan.

"Ada empat sekolah. Tiga SMP dan satu SD. Semuanya gejala ringan," ujar Kepala Disdik Samarinda, Asli Nuryadin kepada CNNIndonesia.com, Selasa (15/2).

Menurutnya, saat ini kegiatan telusur (tracing) sedang dilakukan dengan meliburkan kelas yang siswanya terjakit Omicron. Namun, kelas lainnya tetap melanjutkan PTM seperti biasa. Hingga kini belum ada laporan mengenai pembentukan klaster.

"Setiap kelas ini kan hanya dua jam belajarnya, jadi kecil kemungkinan untuk menjangkiti kelas lainnya," imbuh Asli.

Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 membolehkan PTM selama enam jam. Namun, Disdik Samarinda menyepakati hanya dua jam. Durasi tersebut dipilih demi menghindari hal-hal tak diinginkan.

"Selain itu hanya 50 persen siswa saja yang ikut belajar," terangnya.

Setelah kasus Omicron tersebut, pihak Disdik memberikan kuasa kepada sekolah untuk mengatur kebijakan PTM-nya masing-masing.

"Kami fleksibel saja. Jika ada orangtua yang tidak setuju dan meminta untuk kembali online, itu juga tak jadi masalah. Intinya Pemkot Samarinda tidak menutup ataupun menghentikan PTM," pungkasnya.

(hyg/rio/arh)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK