BMKG : Banyak Rambu Evakuasi Gempa Bumi dan Tsunami di Cilegon Hilang
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan Pemerintah Provinsi Banten terkait ancaman gempa bumi dan tsunami yang berpotensi terjadi di wilayah Banten khususnya Kota Cilegon.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan BMKG telah memberikan sejumlah catatan mengenai kesiapan Pemerintah Provinsi Banten untuk menerbitkan aturan terkait mitigasi gempa bumi dan tsunami di sepanjang daerah rawan.
"Di antaranya, pengecekan jalur dan sarana evakuasi, pemasangan rambu, pemasangan sirine, penyusunan SOP bersama kawasan industri, dan penyusunan penetapan aturan (Pergub) terkait bangunan tahan gempa," ujar Dwikorita dalam keterangan tertulisnya, Rabu (16/2).
Pemerintah Provinsi Banten selama ini cukup responsif dalam menindaklanjuti rekomendasi yang disodorkan BMKG. Namun demikian, kata dia, perlu kolaborasi yang erat antara pemerintah provinsi, kabupaten/kota, swasta, dan masyarakat agar mitigasi yang dilakukan efektif dan tidak parsial.
Selanjutnya, tambah dia, juga perlu dilakukan sosialisasi mitigasi gempa bumi dan tsunami (ToT), simulasi gempa bumi dan tsunami, survei mikrozonasi, audit bangunan, serta penyiapan tempat evakuasi sementara (TES). Tak hanya itu, namun juga diperlukantempat evakuasi akhir (TEA) dan pemasangan peralatan monitoring muka laut Inexpensive Device for Sea Level Measurement (IDSL).
"Dalam kurun waktu dua tahun masa Pandemi Covid-19 banyak rambu evakuasi yang sudah hilang. Perlu juga dicek kesiapan sarana dan prasarana yang ada di shelter. Apakah masih layak atau tidak dan sehingga perlu direvitalisasi kembali. Semua pihak harus dilibatkan, termasuk perusahaan-perusahaan di kawasan industri dan pengusaha hotel dan restoran di kawasan wisata,"tegasnya.
(tim/isn)