BNPB Soal Kasus Covid-19 Jabar Tertinggi di RI: Kembali Kerja Keras
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, Provinsi Jawa Barat menduduki urutan tertinggi penambahan kasus harian Covid-19 dalam periode tiga hari terakhir.
Merujuk data covid19.go.id per 18 Februari 2022, kasus aktif Covid-19 di Jabar mencapai 157.321, disusul DKI Jakarta dengan 77.291, dan Banten mencapai 68.225.
"Kita ketahui bersama, tiga hari terakhir Jabar menduduki rangking pertama terkait penambahan kasus konfirmasi positif. Tapi itu jangan menjadikan kita semua kecil hati, yang penting kita segera bersiap untuk kembali bekerja keras sehingga Jabar dapat kembali kondusif," ujar Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam kunjungannya ke Kota Bandung, Sabtu (19/2).
Suharyanto menerangkan, kasus Covid-19 di Indonesia sampai awal 2022 ini masih menunjukkan tren kenaikan. Termasuk varian Omicron yang menyebabkan penularan semakin tinggi.
"Trennya seperti itu sekarang, yang mulai ada penurunan adalah DKI, Banten, dan Bali. Sedangkan yang sedang naik Jabar, Jateng, Jatim, Jogja, dan provinsi di luar Jawa," ujarnya.
Suharyanto menjelaskan, puncak kasus konfirmasi Covid-19 saat ini sudah melebihi gelombang dua atau sekitar Juni 2021 di mana Indonesia menghadapi puncak varian delta. Kendati demikian, ia menyatakan jika varian Omicron tidak memiliki fatalitas yang tinggi.
"Saat varian Delta naik, kasus konfirmasinya 56 ribu per hari dan yang meninggal 2.000 lebih. Namun, saat ini kasus konfirmasi nasional 64 ribu dan yang meninggal di bawah 250 orang," tuturnya.
"Artinya, memang dari segi kefatalan virus varian Omicron ini tidak seberbahaya Delta meski banyak juga yang meninggal," kata Suharyanto menambahkan.
Sebagai upaya memutus penyebaran Covid-19 di Jabar, BNPB membagikan masker dengan blusukan ke 20 titik di Kota Bandung.
"Khusus Kota Bandung, pembagian masker gratis akan dilakukan di 20 titik, masing-masing titik 10 ribu masker. Jadi ada 200 ribu masker yang akan dibagikan hari ini," ujarnya.
Sedangkan, total target pembagian masker untuk wilayah Jawa Barat adalah satu juta masker.
"Tidak menutup kemungkinan besok atau lusa jika Pemprov Jawa Barat, Kota Bandung, Kodam III/Siliwangi, dan Polda Jabar, seandainya ingin kembali membagikan masker lagi, kami dari BNPB siap untuk mendukung penyediaan maskernya," tuturnya.
Sementara, program pembagian masker secara nasional, akan terus dilakukan hingga Mei 2022 mendatang dengan target 15 juta masker.
Terkait sasaran wilayah, Suharyanto mengatakan bahwa jumlah ini akan disesuaikan dengan jumlah kasus konfirmasi positif di masing-masing wilayah.
"Sampai dengan Mei 2022, targetnya 15 juta masker, 3 juta masker per bulan. Tapi tidak dibagi secara merata karena tentu kita lihat jumlah kasus konfirmasi positif di setiap daerah. Jika angkanya tinggi maka kita akan datangi dan prioritaskan," cetusnya.
Suharyanto pun meminta masyarakat tetap menjalankan aturan pemerintah termasuk vaksin.
"Harus vaksin, karena ini adalah benteng utama kita melawan virus. Tapi tidak berarti kalau sudah vaksin, maka virus tidak bisa masuk? Tidak, virus tetap bisa masuk," katanya.
Disinggung mengenai adanya indikasi penurunan kedisiplinan penerapan protokol kesehatan, Suharyanto mengatakan bahwa sejak akhir 2021, melalui survei Satuan Tugas Covid-19 pusat ditemukan adanya penurunan penggunaan masker.
Oleh karena itu, kepada pimpinan pemerintah daerah ia juga meminta untuk melakukan pengawasan maksimal agar protokol kesehatan di masyarakat terjaga.
(hyg/isn)