Polisi Duga Cuci Uang Robot Trading Viral Blast Lewat Kripto

CNN Indonesia
Selasa, 22 Feb 2022 13:49 WIB
Polisi menduga pengelola aplikasi robot trading Viral Blast Global melakukan pencucian uang melalui aset-aset digital cryptocurrency atau mata uang kripto.
Ilustrasi kripto. Bareskrim menemukan dugaan cuci uang pengelola Viral Blast lewat kripto. (iStockphoto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Polisi menduga pengelola aplikasi robot trading Viral Blast Global melakukan pencucian uang melalui aset-aset digital berupa cryptocurrency atau mata uang kripto.

Aplikasi tersebut merupakan salah satu praktik investasi bodong yang dikuak Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri beberapa waktu lalu.

"Ada beberapa yang kami amankan itu aset tidak berwujud, di rekening kripto," kata Kasubdit Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) Dittipideksus Bareskrim Polri Kombes Robertus Yohanes De Deo Tresna Eka Trimana kepada wartawan, Selasa (22/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan bahwa modus-modus baru pencucian uang melalui aset-aset digital tersebut saat ini kerap ditemukan penyidik kepolisian dalam kasus-kasus yang diungkap.

Menurutnya, cara kerja para pelaku kejahatan keuangan telah bergeser dan kini telah memanfaatkan perkembangan teknologi.

"Ada yang sudah masuk, ke tidak hanya di perbankan. Tidak hanya dalam aset berwujud kan," jelas dia.

Dalam kasus pencucian uang robot trading Viral Blast, De Deo mengatakan pihaknya masih melakukan pendalaman terkait jumlah mata uang kripto yang diduga merupakan hasil kejahatan tersebut.

Dia mengatakan bahwa pelacakan aset juga tengah dilakukan terkait perkara tersebut. Saat ini, kata dia, selain aset digital yang diblokir penyidik telah menyita beberapa barang mewah milik tersangka.

Misalnya, dua unit mobil BMW series 5, satu unit mobil Jaguar, dan satu unit mobil VW Caravelle. Selain itu, selama penyidikan kepolisian juga menyita uang tunai sebesar SG$1,85 juta atau setara Rp20 miliar dan uang tunai Rp12 juta.

Dalam kasus ini, ada empat tersangka yang telah dijerat oleh penyidik. Satu diantaranya saat ini masih dikejar lantaran masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

Perusahaan memasarkan produk buku digital (e-book) kepada anggota (member) dengan embel-embel pembelajaran trading. Member yang bergabung diharuskan menyetorkan sejumlah uang sesuai paket yang ditawarkan untuk membeli e-book tersebut. Bonus yang dijanjikan setiap merekrut member baru sebear 10 persen.

"Bonus untuk perekrutan dengan sistem Unilevel dengan total profit sharing 65 persen dari 20 persen keuntungan perusahaan," ucap dia.

Uang hasil penjualan tersebut dimasukkan ke dalam rekening exchanger yang tlah ditunjuk untuk kemudian didistribusikan kepada pengurus aplikasi tersebut.

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan sebelumnya juga mengindikasikan modus pencucian uang pejabat melalui aset mata uang digital atau kripto. Selain itu, terdapat kasus pencucian uang yang memanfaatkan ruamh judi atau kasino.

"Selanjutnya peta risiko Indonesia di pencucian uang di 2021, ancaman risiko menurut tindak pidana asal yang dilakukan di dalam, namun dicuci di kawasan regional ASEAN, korupsi memiliki tingkat paling atas," kata Direktur Analisis Pemeriksaan I PPATK, Mohammad Novian dalam diskusi media bertajuk 'Indeks Persepsi Korupsi dan Momentum Presidensi G20 Indonesia' pada Jumat (18/2).

(mjo/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER