Massa Persaudaraan Alumni (PA) 212 menggelar aksi 2502 atau aksi solidaritas untuk umat muslim India di depan kantor Kedutaan Besar India, Jakarta, Jumat (25/2) hari ini. Aksi ini diinisiasi Persaudaraan Alumni (PA) 212, GNPF Ulama, Front Persaudaraan Islam (FPI) dan Spirit 212.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com pukul 13.45 WIB, ratusan orang sudah berkumpul dan mulai melakukan orasi. Aksi dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Setelahnya, dari mobil komando, massa aksi bersama-sama menyanyikan lagu aksi bela Islam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alquran iman kami, Alquran pedoman kami, Alquran petunjuk kami, Alquran satukan kami," nyanyi massa bersama disambung dengan takbir beruntun.
Akibat aksi ini, Jalan Rasuna Said mengalami kemacetan karena lalu lintas yang tidak lancar. Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Selatan, Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Edi Supriyanto, mengungkapkan nantinya pengguna Jalan Rasuna Said akan dialihkan ke jalur cepat untuk memperlancar lalu lintas.
"Karena di depan gedung yang digunakan untuk penyampaian pendapat, yang dari arah utara ke selatan kita alihkan semua ke jalur cepat," ujar Edi kepada wartawan di lokasi aksi, Jumat (25/2).
"Sementara dari episentrum selatan kita tutup kemudian dialihkan untuk mencari jalur lain agar nanti tidak menggunakan jalur lambat," lanjutnya.
Tak hanya PA 212, beberapa massa aksi dari Jawara Jaga Kampung (Jajaka) Nusantara, Kabupaten Bekasi, sempat melakukan aksi simbolik menyerahkan sapi berkalung bunga sebagai wujud penghormatan kepada kepercayaan warga India. Harapannya, hal sebaliknya dilakukan kepada umat Muslim di India.
Aksi ini digelar menyikapi dugaan persekusi dan diskriminasi terhadap umat Muslim yang kembali merebak di India.
Terpisah, Wakil Sekretaris Jenderal PA 212 Novel Bamukmin mengatakan ada beberapa tuntutan dalam aksi tersebut. Pertama, meminta pemerintah menghapus aturan pelarangan hijab bagi umat Islam di India.
Kedua, meminta kepada pemerintah RI untuk memutuskan hubungan diplomatik bila India tidak menghentikan aturan pelarangan jilbab.
"Meminta kepada pemerintah Indonesia agar pro aktif terhadap pembelaan terhadap umat Islam di India," kata Novel kepada CNNIndonesia.com, Rabu (23/2).
Sebelumnya, India menjadi sorotan setelah menerapkan kebijakan yang dianggap menyudutkan umat Muslim di negara itu.
(cfd/isn)