Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali menilai sejumlah pantai di pulau dewata itu sudah tidak ramah untuk menjadi tempat penyu bertelur.
Kepala BKSD Bali, R. Agus Budi Santosa mengatakan, bahwa saat ini di beberapa titik di Pantai Bali sudah tidak ramah untuk menjadi tempat bertelur bagi para penyu.
"Kualitas pantai itu yang dulunya ramah untuk penyebar telur, sekarang menjadi tidak," kata Santosa, saat ditemui di Denpasar, Bali, Jumat (25/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebutkan, kenapa tidak ramah karena pantai itu menjadi aktivitas marina dan beach club. Sehingga, menimbulkan kebisingan dan juga sorotan lampu ke pantai, dan akhirnya penyu-penyu itu tidak berani ke pantai dan enggan untuk menebar telur di pantai tersebut.
Selain itu, pantai-pantai yang dulunya menjadi tempat bertelur kini dipasangi bangunan pemecah ombak, lalu di pagari tembok dan dicor.
Untuk menindaklanjuti permasalahan tersebut, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) di Bali, dengan membuat aturan khusus bagi daerah-daerah pantainya yang menjadi tempat penyu bertelur.
Ke depan, pihaknya mengusulkan pembuatan Peraturan Daerah (Perda)yang melarang pembangunan atau aktivitas marina dan beach club di pantai tempat penyu bertelur.
"Kita lagi proses koordinasi dengan teman-teman pemda dan aparat terkait. Karena, kita pengen ada aturan khusus di Bali ini, supaya daerah-daerah tertentu menjadi tempat penyu bertelur atau pantai ramah penyu bertelur," ujarnya.
"Ini, sedang dalam proses pembicaraan. Nanti, ada semacam perda melarang daerah-daerah tertentu adanya aktivitas tertentu. Jadi, tidak boleh jadi beach club, tidak boleh jadi marina daerah-daerah itu, harus kita alokasikan supaya penyu itu bisa bertelur," ujar Santosa.
Ia menerangkan untuk karakter penyu itu akan bertelur di tempatnya menetas. Misalnya, penyu yang menetas dari telur di Pantai Jembrana, Bali, maka dia akan bertelur di pantai tersebut.
"Penyu itu, kalau lahir di Jembrana bertelurnya di Jembrana, balik lagi dan kecenderungan dia balik ke tempat asalnya tinggi. Kalau lahirnya di (Pantai) Serangan (Denpasar) kemudian di Serangan dipagarin, dia mau bertelur di mana? Kasihan penyunya," ujar Santosa.
Ia juga menyatakan, di Bali ada 19 titik pantai yang menjadi tempat penyu bertelur salah satunya di Pantai Kuta dan Sanur, Denpasar, Bali.
"Ada 19 titik, salah satunya Kuta dan Sanur dan sudah mulai penyu bertelur lagi pada saat pandemi ini, karena pantainya sudah mulai sepi, kalau di atas jam enam sore," ujarnya.
Menurutnya, bila dibandingkan era 1970 dan 1980, saat ini pantai-pantai di Bali tentu tidak ramah bagi penyu bertelur. Saat ini, katanya, banyak penyu tidak bisa menebar penyu di pantai.
"Dibandingkan dengan sekarang beberapa titik biasanya penyu bertelur menjadi tidak bisa, karena dipasangin bangunan pemecah ombak, dipasangin batu, di semen, itu yang bikin penyu yang tadinya bertelur jadi tidak bisa," ujarnya.
"Kalau pantainya itu ramai, penyu tidak mau bertelur di situ. Aktivitas, baik marina maupun beach club itu mulai. Kalau, dia bising, lampunya terang, penyunya tidak berani datang," jelasnya.
(kdf/kid)