BMKG: 69 Kali Gempa Guncang Jabar Sepanjang Februari 2022
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung mencatat, sebanyak 69 kali gempa bumi telah mengguncang wilayah Jawa Barat dan sekitarnya selama Februari 2022.
Kepala BMKG Stasiun Bandung Teguh Rahayu menyebutkan, dari peta distribusi episenter gempa periode Februari 2022, terlihat 47 kejadian gempa terjadi di laut dan tersebar di selatan Pulau Jawa, sebagai akibat dari subduksi pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia.
"Sedangkan 19 gempa bumi terjadi di darat dengan kedalaman dangkal sebagai aktivitas sesar lokal serta tiga gempa bumi lainnya terjadi juga di darat namun diakibatkan dari adanya subduksi pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia," kata Rahayu dalam keterangan tertulis, Rabu (2/3).
Lihat Juga : |
Lebih lanjut Rahayu menjelaskan, kejadian gempa terjadi dengan kedalaman yang bervariasi pada rentang 1 hingga 165 km. Sedangkan untuk magnitudo gempa terbesar yang tercatat adalah 5,5 dan magnitudo terkecil yang tercatat adalah 1,7.
"Sepanjang Februari 2022 terdapat enam kali kejadian gempa bumi dirasakan. Salah satunya gempa dirasakan dengan magnitudo terbesar terjadi pada tanggal 4 Februari 2022 di wilayah Bayah, Banten," ujarnya.
Gempa tersebut terjadi pada pukul 17.10 WIB yang berpusat pada 7,48 Lintang Selatan dan 105,92 Bujur Timur pada kedalaman 10 Km. Gempa ini berkekuatan sebesar M 5,5 dan dirasakan di wilayah Pelabuhan Ratu dengan skala intensitas sebesar IV MMI, dan di wilayah Malingping, Bayah, Cihara, Panggarangan, Ciptagelar, Wanasalam, Sukabumi, Rangkas Bitung, Cireunghas, Cikeusik dengan skala intensitas sebesar III MMI, serta di wilayah Sawarna, Pangalengan, Jakarta, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Tangerang Selatan, Parung Panjang dengan skala intensitas sebesar II MMI.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi batuan pada kerak samudra Lempeng Indo-Australia. Selain itu juga pada hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa tersebut memiliki mekanisme pergerakan geser turun atau oblique normal.
(hyg/isn)