Selain banjir, kata Waluyo, juga terdapat catatan bencana tanah longsor yang terjadi di Sepaku.
"Di desa Telemoi pernah terjadi Longsor pada 2018 begitu juga di kelurahan Mentawir. Longsor di Mentawir karena di sampingnya jurang. Tanah di Sepaku masih bergerak. Potensi longsor masih ada." jelasnya.
Ia juga menyinggung soal kebakaran hutan dan lahan (karhutla) bahwa masih jarang terjadi dan terkendali. Kebakaran terjadi karena beberapa warga dengan aktivitas pertanian berladang yang berpindah dan kegiatan perusahaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau menanam padi [gunung] itu kan dirintis dulu. Habis dirintis, dibakar. Sekarang pemerintah sudah melarang," katanya.
Pemerintah melalui BPBD, melakukan mitigasi bencana dengan sosialisasi dan ke masyarakat dan perusahaan dan melibatkan untuk memastikan dan menjaga agar tak terjadi titik api.
"Apabila kelihatan titik kebakaran cepat diatasi," katanya.
Lihat Juga :![]() Laporan dari IKN Nusantara Curhat Warga Sepaku, Jangan Cuma Jadi Penonton di Ibu Kota Baru |
Bencana alam seperti angin puting beliung, kata Waluyo lebih sering terjadi justru di kecamatan Penajam dan belum terjadi di Kecamatan Sepaku.
"Angin puting beliung pernah terjadi di wilayah pantai Tanjung, di Buluminung yang merusak atap sekolah Dasar. Di Sepaku seingat saya belum ada putting beliung," ungkapnya.
Selasa, 1 Maret 2022, pukul 14.16 WIB, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melansir terjadi guncangan gempa berkekuatan M 4,5 di Kabupaten Paser, Kaltim. Pusat gempa berada di darat pada kedalaman 10 kilometer.
"Pusat gempa berada di darat 46 Km Barat Laut Paser," jelas BMKG.
Gempa itu dirasakan dengan skala MMI II hingga III di Kabupaten Paser. Namun, gempa yang mengguncang wilayah tetangga kabupaten PPU itu dilaporkan tak sampai terasa ekstrem di Sepaku yang akan menjadi kawasan inti IKN.
"Dampak gempa yang sampai di IKN itu sangat sedikit saja. Yang terasa itu di daerah Tanjung," ujar Kepala BMKG Stasiun Geofisika Balikpapan, Rasmid, seperti dikutip dari detik.
Lokasi IKN di Kabupaten Penajam Paser Utara memang bersebelahan dengan Kabupaten Paser, titik gempa terjadi.
"Berdasarkan alat kami, tadi guncangan di antara 2-3 MMI. Getarannya seperti truk tangki yang sedang lewat. Itu pun hanya beberapa detik saja," jelasnya.
Selain itu, guncangan gempa juga berbeda-beda bergantung dari jenis tanahnya. Rasmid menyebut jika tanahnya keras maka durasi getaran bisa semakin singkat.
Mengutip dari siaran pers BMKG Balikpapan, gempa yang terjadi itu akibat pergerakan sesar lokal. Sebagai informasi, Kaltim memiliki tiga sesar lokal atau patahan kerak bumi yang berada di darat wilayah Kalsel, Kaltim, hingga Kaltara.
Mereka adalah Sesar Meratus, Sesar Mangkalihat, dan Sesar Tarakan.
Catatan di masa lampau, pada Mei dan November 2009 juga terjadi gempa dengan magnitudo di atas 4 di wilayah Paser, yang bersebelahan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara.
![]() |
Dalam laporan bersama sejumlah organisasi nonpemerintah--Walhi, Jatam, Trendasia, dkk--bertajuk Ibu Kota Baru Buat Siapa?, lokasi IKN adalah wilayah strategis dan pendukung kebutuhan sumber air bagi lima wilayah. Lima wilayah itu adalah Balikpapan, PPU, Kukar (Samboja, Muara Jawa, dan Lowa Kulu), serta Samarinda bagian selatan.
"Letak kawasan IKN yang berada persis di antara hutan konservasi Tahura Bukit Soeharto dan Hutan Lindung Sungai Wain serta Hutan Lindung Manggar akan mengancam keberlangsungan ketersediaan sumber air di 5 wilayah tersebut," demikian tulis mereka dalam laporan yang dirilis.
Selain krisis air, mereka menyatakan proyek IKN juga bisa berdampak pada kawasan ekosistem mangrove di Teluk Balikpapan. Ekosistem itu merupakan area tangkapan ikan bagi nelayan pesisir. Selain itu, area tersebut sudah diusulkan dan direkomendasikan sebagai kawasan konservasi atau perlindungan oleh masyarakat.
Walhi dkk mengkhawatirkan keputusan pemerintah memindahkan IKN ke Kaltim bukan sekedar terkait pemerataan pembangunan, hingga memperbaiki ekologis Kaltim.
"Kenapa tidak dilakukan dengan tidak harus masuk sebuah rencana pembangunan ibu kota baru? Apa tidak bisa dilakukan pemulihan sebelumnya? Sama logikanya soal kenapa dalam rangka pemerataan ekonomi dan pembangunan harus dipindahkan ibu kotanya?" tutur Direktur Eksekutif Walhi Kaltim Yohana Tiko saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (3/3).
"Tidak bisakah itu dilakukan tanpa ada pemindahan ibu kota? karena itu sudah kewajiban pemerintah yang memang terpilih, karena memang dia dipilih rakyat untuk memajukan dan meratakan kesejahteraan pendidikan kesehatan, dan keselamatan rakyatnya," imbuhnya.
![]() |
Di satu sisi, pemerintah menegaskan tak akan melupakan wilayah konservasi di tengah pembangunan IKN yang akan mengedepankan prinsip forest city.
Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Wiratno, saat meninjau wilayah IKN pada 2-3 Maret lalu mengatakan, "Kita perlu memperhatikan daerah penyangga di luar batas IKN yang memiliki nilai konservasi tinggi dan menjadi perhatian publik seperti Teluk Balikpapan dengan mangrovenya, buaya, bekantan, pesut dan dugong."
Dalam keterangannya yang dikutip dari situs KLHK, Wiratno mengatakan pihaknya akan membangun strategi koordinasi dengan Kementerian/Lembaga lainnya yang terlibat di dalam pembangunan IKN untuk mewujudkan hal itu.
Lihat Juga :![]() WAWANCARA EKSKLUSIF Kepala Otorita IKN Jawab Kekhawatiran Ibu Kota Baru Jadi Kota Hantu |