Anggota Polres Sumenep, Jawa Timur menembak mati pria pengidap gangguan jiwa yang berkeliaran sambil membegal warga pakai celurit.
Korban penembakan polisi ini diketahui bernama Herman (24) warga Desa Gadu Timur, Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep. Korban ditembak sedikitnya 14 kali. Saat tembakan ke-9, korban sudah tidak bergerak tetapi tetap terus ditembaki.
Aksi penembakan terekam dalam video dan beredar di media sosial. Terjadi i depan sebuah toko di Kota Sumenep, Minggu kemarin(13/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasubbag Humas Polres Sumenep AKP Widiarti mengatakan bahwa penembakan dilakukan karena ada warga yang terancam atas tindakan Herman. Padahal polisi sudah memberikan tanda peringatan, namun tidak direspons.
Polisi sudah kasih peringatan, tapi tidak diindahkan, akhirnya kami lakukan tindakan penembakan secara terukur," kata Widiarti, Minggu (13/3).
Widiarti juga membenarkan bahwa Herman yang ditembak mati aparat mengalami gangguan jiwa. Hal tersebut juga dikuatkan oleh pernyataan keluarga setelah datang ke rumah sakit untuk mengurus jenazahnya.
"Iya, stres ditinggal istrinya," kata dia.
Saat diselidiki, pria yang ditembak ini dalam kondisi pengaruh minuman keras.
Sebelum ke tempat kejadian perkara, pihak keluarga mengetahui Herman memaksa ingin keluar rumah sambil membawa senjata tajam.
Pihak keluarga tidak bisa mencegahnya karena Herman selalu berusaha melawan siapapun yang ingin menghalanginya. Hingga kemudian dia ditembak belasan kali oleh aparat hingga meninggal dunia di tengah jalan.
Sementara itu, paman Herman yakni Jalil menyampaikan, beberapa hari terakhir keponakannya memang sering membawa celurit.
Sebelum peristiwa penembakan, Jalil sudah meminta izin kepada orang tua Herman untuk memasung keponakannya. Herman sempat dinasihati agar tidak berkeliaran. Namun, Herman tetap tidak menghiraukan.
Ibunya ada di Malaysia. Dia sepakat anaknya dipasung, sebab jika dibiarkan khawatir akan melakukan sesuatu yang tidak diinginkan.