Jokowi Prediksi IKN Nusantara Rampung 15-20 Tahun
Presiden Joko Widodo mengatakan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara baru akan rampung 15-20 tahun dari sekarang. Dia berkata pembangunan ibu kota baru adalah hal yang tidak mudah.
Jokowi berharap Otorita IKN Nusantara bisa gesit dalam bekerja. Dengan demikian, proses pembangunan infrastruktur dasar kota baru tersebut bisa segera rampung.
Lihat Juga :Laporan dari IKN Nusantara Harga Tanah Melambung Tinggi dan Serbuan Spekulan di IKN |
"Ini kan sebuah pekerjaan yang raksasa besarnya, ini pekerjaan besar sekali. Jadi, dan juga bukan pekerjaan mudah, ini pekerja rumit, memang butuh waktu yang panjang. Perkiraan kita 15-20 tahun baru bisa diselesaikan," kata Jokowi disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (15/3).
Jokowi berkata pemerintah butuh dukungan dari berbagai pihak untuk menyukseskan pembangunan IKN Nusantara. Dia berharap seluruh komponen bangsa Indonesia mendukung kebijakan ini.
Lihat Juga :LIPSUS IKN Nusantara FOTO: Menyusuri Bakal IKN Nusantara di Tanah Borneo |
Mantan Wali Kota Solo itu menyampaikan pemindahan ibu kota negara sebagai upaya pemerintah meratakan pembangunan. Menurutnya, ibu kota negara baru di Kalimantan akan mengurangi beban kepadatan penduduk dan ekonomi di Pulau Jawa.
"Yang paling penting adalah perpindahan ini untuk pemerataan, untuk keadilan karena kita memiliki 17 ribu pulau yang 56 persennya ada di Jawa, 156 juta populasi Indonesia ada di Pulau Jawa, padahal kita punya 17 ribu pulau," ucapnya.
Dia berkata IKN Nusantara akan dibangun dengan konsep kota hutan. Ibu kota negara baru akan berdiri di atas hutan dengan memprioritaskan keberlanjutan lingkungan hidup.
Lihat Juga :Laporan dari IKN Nusantara Ketar-ketir Masyarakat Adat Tersingkir dari Ibu Kota Nusantara |
Jokowi menegaskan pemerintah tidak akan membabat hutan Kalimantan untuk pembangunan IKN Nusantara. Pemerintah, ucapnya, justru akan merehabilitasi hutan-hutan yang sudah rusak.
"Yang mau kita lakukan adalah rehabilitasi hutan maupun reklamasi bekas-bekas tambang yang ada. Memang banyak sekali hutan yang dirambah masyarakat dan sebagian sudah harus diperbaiki dan direhabilitasi," ujarnya.
(dhf/wis)