Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengingatkan 35 bupati dan wali kota di wilayahnya untuk waspada terhadap akibat buruk dari perang Rusia-Ukraina dan masalah minyak goreng di dalam negeri. Terlebih, sebentar lagi juga akan memasuki bulan Ramadan.
"Hati-hati, sekarang harga minyak dunia naik, biasanya kemudian harga gas naik, itu akan berpengaruh pada kita," kata Ganjar mengutip Antara, Rabu (16/3).
Ganjar mengatakan bahwa harga minyak dan gas dunia kerap kali mempengaruhi komoditas lain. Oleh karena itu, dia mengingatkan para bupati dan wali kota untuk siap melakukan politik pangan.
"Untuk itu, saya minta siapkan politik pangan. Kalau biasanya hanya tanam padi, sekarang siapkan tanaman pendamping seperti jagung, singkong, dan lainnya," ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Ganjar pun meminta para kepala daerah waspada akibat buruk dari kelangkaan minyak goreng di dalam negeri. Dia mengatakan operasi pasar sudah dilakukan untuk mengatasi kelangkaan dan kenaikan harga namun belum tentu menyelesaikan persoalan.
"Hati-hati, itu bisa mengganggu kondisi ekonomi kita. Biasanya 'volatile food' bisa naik, kita harus jaga-jaga, apalagi sebentar lagi Ramadhan," katanya.
Ganjar mengklaim saat ini Pemprov Jateng sedang menyusun strategi untuk mengantisipasi dampak-dampak yang kemungkinan timbul akibat gejolak politik dunia.
Terkait dengan hal itu, Ganjar meminta Bank Jateng menggandeng Bank Indonesia termasuk para pakar untuk menyusun peta jalan atau road map dalam menghadapi masalah-masalah itu.
"Kalau dalam posisi seperti ini, kita proyeksi sampai 5-10 tahun ke depan, apa yang bisa dilakukan. Politik pangannya harus bagaimana, energi, perdagangan, pariwisata, UMKM dan lain-lain harus bagaimana, harus ada antisipasi-antisipasi dan dicarikan penyelesaian," ujarnya.