Booster Rendah, Perhimpunan Guru Minta Tak Buru-buru PTM

CNN Indonesia
Jumat, 18 Mar 2022 03:34 WIB
Sejumlah siswa menyimak penjelasan guru pada hari pertama pembelajaran di SDN 23 Kota Jambi, Jambi, Senin (12/7/2021). (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) meminta pemerintah tidak terburu-buru memberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen meski kondisi pandemi mulai membaik.

P2G menyinggung capaian vaksin dosis ketiga atau booster di Indonesia yang masih rendah terutama pada anak-anak dan tenaga pendidik.

"Bicara vaksin, secara nasional, vaksin booster belum sampai 6 persen. Selain itu sejauh mana capaian vaksin booster bagi guru?" ujar Kabid Advokasi Guru P2G Iman Zanatul Haeri saat dihubungi, Kamis (17/3).

"Kami tetap meminta agar PTM bertahap, tidak langsung 100 persen," sambung Iman.

Terlebih, kata Iman, seharusnya guru mendapat prioritas vaksin booster. Sejauh ini, menurutnya sangat sulit mengetahui capaian vaksin booster untuk anak-anak usia sekolah yaitu 6-11 tahun dan 12-17 tahun.

Dia mengatakan sembari meningkatkan capaian vaksinasi booster, sekolah bisa mempersiapkan diri untuk melakukan evaluasi berjenjang.

"Misal bertahap 50 persen dulu, kemudian 75 persen dan akhirnya 100 persen PTM. Prokes dan pengawasan juga harus tetap dijalankan," kata Iman.

Lebih jauh, ia menjelaskan PTM bukan satu-satunya solusi dari berbagai persoalan seputar pembelajaran jarak jauh (PJJ). Menurutnya, dengan penggunaan teknologi selama PJJ, dinamika di dalam pendidikan terus meningkat dan berubah cepat.

"PTM bukan solusi masalah-masalah PJJ. Kita PTM bukan berarti kembali ke masa lalu. Melalui PTM ini kita memaksimalkan apa yang sudah kita lewati selama pandemi untuk terus memperbaiki pembelajaran," ujarnya.

Sebelumnya pemerintah menyatakan PTM 100 persen di sekolah harus kembali dilaksanakan. Alasannya, penurunan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis level di sejumlah daerah dan kondisi gawai para guru.

"PTM 100 persen di sekolah harus kembali dilaksanakan seiring menurunnya level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sejumlah daerah," demikian dikutip dari rilis Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Abraham Wirotomo, Kamis (17/3).

Ia mengatakan PTM diperlukan untuk mempersiapkan siswa menghadapi ujian sekolah. Di sisi lain, tak semua guru dan murid punya gawai dan internet yang baik.

(cfd/pmg)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK