Ketua Umum Relawan Jokowi Mania (Joman) Immanuel Ebenezer membuka opsi gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) terkait pencopotan dirinya dari kursi komisaris anak perusahaan PT Pupuk Indonesia, PT Mega Eltra.
"Kemungkinan melakukan langkah hukum di PTUN, opsi itu selalu ada. Ini masih dalam proses pembicaraan. Kita coba rumuskan langkah-langkahnya seperti apa," kata Noel, sapaannya, saat konferensi pers di Kantor PT Mega Eltra, Jakarta Timur, Kamis (24/3).
Dia mengaku dicopot secara hormat dari Komisaris Independen PT. Mega Eltra melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar Kamis (24/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski menerima pencopotan itu, Noel tetap mempertanyakan alasannya. Dia mengklaim integritasnya terganggu dengan pencopotan ini.
"Apakah saya menerima pencopotan? Iya saya menerima. Karena menurut saya jabatan hanya sebuah genggaman tangan. Tapi integritas segalanya. Saya enggak mau menggadaikan integritas saya," kata dia.
Noel berkata seseorang yang dicopot dari jabatan BUMN harus memenuhi beberapa kriteria. Misalnya, kinerja tak baik, tersangkut kasus hukum, hingga berhalangan tetap seperti sakit. Dari tiga aspek itu, Noel mengklaim tak ada satu pun yang dipenuhinya sampai saat ini.
"Saya tak langgar hukum, kasus pidana lainnya, saya sehat dan mampu mimpin organisasi ini. Ketika Mega Eltra selama saya ada disini itu performance cukup bagus dengan raih laba Rp35 Miliar dari minus. Ini perusahaan rugi awalnya," kata Noel.
Di sisi lain, Noel mengklaim tetap berada di barisan pendukung Presiden Joko Widodo meski telah dicopot sebagai komisaris.
Ia juga tetap mendukung Ganjar Pranowo sebagai presiden di 2024 mendatang. Baginya, pilihan politik bagi Joman itu tak akan berubah ke depannya.
"Begitu juga saya tak merubah agenda di meja kantor saya 2024 Ganjar presiden. Semua agenda politik di meja saya tak akan saya ubah. Dan saya tak akan lari dan perjuangan saya," kata dia.
(rzr/wis)