Pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Bali pada Jumat (25/3) menjadi sorotan setelah sang presiden meluapkan kritik hingga amarahnya terkait kondisi Indonesia yang dinilainya masih terlalu banyak impor barang.
Dalam acara 'Pengarahan Presiden RI tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia' yang dihadiri berbagai menteri, kepala BUMN, dan kepala daerah itu, Jokowi sampai mengeluarkan kata bodoh hingga melarang peserta yang hadir tepuk tangan di sela-sela dirinya berbicara.
CNNIndonesia.com telah merangkum sejumlah penyebab kejengkelan dan ucapan kemarahan yang dilontarkan Mantan Wali Kota Solo itu, sebagaimana berikut:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Presiden Jokowi mengaku geram masih banyak kementerian atau lembaga dan pemerintah daerah yang mengimpor barang-barang yang sebenarnya bisa diproduksi oleh dalam negeri. Bahkan, menurut Jokowi, Indonesia bodoh masih melakukan impor itu.
Mulanya, Jokowi menyatakan sebetulnya APBN maupun APBD hingga anggaran BUMN bisa memicu pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Caranya adalah dengan membeli produk-produk dalam negeri. Namun sayang, hal itu menurutnya belum banyak dilakukan oleh instansi pemerintah.
"Kita diam saja, tapi konsisten beli barang yang diproduksi pabrik-pabrik, industri-industri, UKM-UKM kita. Kok enggak kita lakukan. Bodoh sekali kita kalau tidak melakukan ini," ujar Jokowi.
"Duit kita, capital outflow keluar, pekerjaan ada di sana, bukan di sini. Coba kita belokkan semua ke sini, barang yang kita beli barang dalam negeri," imbuhnya.
Lihat Juga : |
Presiden Jokowi juga memerintahkan Menteri BUMN Erick Thohir mencopot direktur utama perusahaan pelat merah yang masih gemar impor dalam menggunakan anggaran pengadaan barang dan jasa.
"Jika ada yang tidak taat terhadap apa yang saya sepakati hari ini, BUMN saya sampaikan, menteri BUMN, ganti direktur utamanya, ganti, ngapain kita," ungkap Jokowi
Begitu juga dengan menteri. Jika masih ada kementerian yang masih mengutamakan impor dalam menggunakan anggaran pengadaan dan barang jasa, maka Jokowi tak akan pikir panjang untuk mencopotnya.
Presiden Jokowi selanjutnya menyinggung soal reshuffle atau kocok ulang kabinet. Awalnya, Jokowi meminta Menteri BUMN Erick Thohir, mengganti direktur utama (dirut) di perusahaan BUMN yang tidak taat pada hal-hal yang sudah disepakati.
"Jika ada yang tidak taat apa yang kita sepakati hari ini. BUMN, saya sampaikan ke Menteri BUMN, ganti dirut-nya. Ganti, ngapain kita...," kata Jokowi saat memberikan arahan seperti ditayangkan lewat Youtube, Sekretariat Presiden, Jumat (25/3
Setelah itu, Jokowi menyinggung soal reshuffle kabinet. Menurutnya, penggantian dirut merupakan urusan Menteri BUMN, namun untuk di kementerian, penggantian merupakan bagiannya sebagai presiden.
"Kementerian, sama saja, tapi itu bagian saya. Reshuffle sudah.... akan saya awasi betul," katanya.
Presiden Jokowi juga menumpahkan amarahnya terkait masih banyaknya kementerian, lembaga, pemerintah daerah yang masih gemar belanja barang impor. Kejengkelan pertama, ia arahkah pada impor seragam, sepatu tentara dan polisi.
"Ini kita bisa produksi di mana-mana bisa, jangan diteruskan," kata Jokowi.
Kedua, impor tempat tidur di rumah sakit dan alat kesehatan. Berkaitan dengan impor alat kesehatan dan tempat tidur rumah sakit ini, kejengkelan langsung ia arahkan kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
"Alkes, menteri kesehatan, tempat tidur untuk rumah sakit, produksi saya lihat ada di Yogyakarta, Bekas, Tangerang. (Tapi) masih impor, mau diteruskan? Mau saya umumkan kalau saya jengkel," katanya.
Ketiga, impor alat pertanian. Kegeraman terjadi saat Jokowi menanam jagung di Atambua Kamis (24/3) kemarin. Saat itu Jokowi menemukan traktor yang sebenarnya tidak berteknologi tinggi dibeli dari luar negeri.
Keempat, impor pensil, kertas, pulpen, bangku, kursi, laptop. Jokowi mengaku heran dengan fenomena itu.
"Alat mesin pertanian, traktor tak berteknologi tinggi saja impor, jengkel saya," katanya.