CTARSA Foundation berkolaborasi dengan Indonesia Offroad Federation (IOF) Pengurus Daerah DKI Jakarta menggelar coaching clinic terhadap tim kebencanaan CTARSA Foundation di Bekasi, Minggu (27/3).
Pelatihan ini relevan mengingat Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak wilayah dengan risiko tinggi terhadap bencana alam, di antaranya banjir, cuaca ekstrem, gempa bumi dan tsunami. Menurut The World Risk Index 2019, Indonesia berada pada peringkat 37 dari 180 negara paling rentan bencana.
Coaching clinic ini dilakukan agar tim kebencanaan CTARSA mengenal dengan baik kendaraan 4x4 yang digunakan untuk melakukan kegiatan sosial di lapangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
"Sebelum menolong orang lain, kita wajib menolong diri kita terlebih dahulu. Pastikan kita aman sebelum menolong orang lain. Utamakan untuk mengenal karakteristik kendaraan kita," ujar Ketua IOF Pengda DKI Jakarta Iwan Sakri dalam keterangan resmi.
Coaching clinic yang dilakukan oleh instruktur dari IOF ini memberikan pengenalan dasar kendaraan yang biasa digunakan oleh CTARSA, termasuk ketika harus memberikan bantuan pada kendaraan, simulasi praktek recovery, pengenalan medan offroad dan penggunaan kendaraan 4x4.
Kabid Diklat IOF Pengda DKI Jakarta Evan Nursetyo mengatakan operasi kemanusiaan harus didukung oleh sumber daya manusia yang memahami kondisi lingkungan, pengetahuan yang memadai dan didukung oleh sarana prasarana baik kendaraan, peralatan yang memadai.
"Agar tujuan operasi kemanusiaan dapat berjalan baik dan lancar dan terintegrasi ke dalam sistem komando penanggulangan bencana. Operasi kemanusiaan harus saling kolaborasi, tidak bisa dilakukan sendiri," ujar Evan.
GM CTARSA Foundation Gatut Mukti mengatakan pengenalan-pengenalan peralatan dasar yang digunakan untuk rescue sangat penting supaya evakuasi efektif dilakukan.
"CTARSA Foundation dengan IOF ini sudah seperti keluarga. Sebelum melakukan aktivitas di lapangan, CTARSA pasti melakukan komunikasi dengan IOF terlebih dahulu," ujar Gatut.
Gatut berpesan agar tim kebencanaan CTARSA memanfaatkan komunikasi dengan IOF secara maksimal. "Tanpa ilmu di lapangan, tidak ada artinya. Kita berkolaborasi dan bergerak bersama untuk berbuat kebaikan," tambahnya.
Ke depan, coaching clinic akan dilakukan secara berkala, guna meningkatkan kemampuan tim kebencanaan.
Aditya, tim kebencanaan CTARSA, mengatakan pelatihan ini sangat berguna karena operasional mereka banyak bergerak di pelosok-pelosok.
"Ilmunya sangat penting di lapangan. Penggunaan peralatan sangat penting kami ketahui dengan baik. Perlu latihan rutin untuk upgrade skill supaya bisa terus praktik di lapangan, ujar Aditya yang sudah lebih dari tiga tahun menjadi tim kebencanaan CTARSA.
Kegiatan coaching clinic diakhiri dengan praktik lapangan untuk latihan evakuasi kendaraan yang mengalami kendala di lapangan.
Dalam coaching clinic itu, SERVVO Site Service memberikan pengenalan alat pemadam api ringan (APAR) mobil dan Apar tabung.
Kemudian, LUKAS memberikan pengenalan peralatan Road Traffic Accident Rescue yang bisa digunakan untuk mempermudah evakuasi kecelakaan di jalan raya atau reruntuhan bangunan.
Peralatan dari LUKAS biasanya digunakan untuk memotong kendaraan yang mengalami kecelakaan sehingga memudahkan evakuasi korban.
(wel/sfr)