Muncikari Prostitusi Anak Cengkareng Manfaatkan Aplikasi MiChat

Muncikari dalam kasus prostitusi anak di bawah umur Cengkareng, Jakarta Barat memanfaatkan aplikasi MiChat saat menawarkannya kepada para lelaki hidung belang.

Diketahui, prostitusi online yang berlokasi di sebuah penginapan itu dibongkar oleh jajaran Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada Selasa (5/4) sekitar pukul 03.00 WIB.

"Modus operandi menawarkan wanita BO (anak di bawah umur) dengan menggunakan aplikasi media sosial MiChat," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan dalam keterangannya, Rabu (6/4).

Zulpan mengungkapkan total ada 22 yang diamankan saat penggerebekan tersebut. Namun, belum diketahui berapa orang yang merupakan korban dan berapa yang berperan sebagai muncikari.

Dalam kasus ini, polisi juga telah menyita sejumlah barang bukti antara lain handphone, uang tunai, screenshot percakapan di aplikasi MiChat, hingga alat kontrasepsi.

Saat ini penyidik masih terus melakukan pemeriksaan terhadap para saksi. Termasuk, berkoordinasi dengan P2TP2A DKI Jakarta terkait penanganan terhadap para korban.

Dalam kasus ini, mereka yang ditetapkan sebagai tersangka dapat dikenakan Pasal 76I Jo Pasal 88 UU Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan atau Pasal 296 KUHP dan atau Pasal 506 KUHP.

"Tentang dugaan eksploitasi anak di bawah umur secara seksual dan ekonomi," ucap Zulpan.

Pada Maret, Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya juga membongkar prostitusi online yang melibatkan anak di bawah umur.

Lokasi pertama yakni di daerah Tanjung Priok, Jakarta Utara. Di sana polisi menangkap dua orang muncikari yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka, yakni Fiqri Octama (22) dan Ismail Marjuk (24).

Lokasi selanjutnya yakni di sebuah hotel di Cikini, Jakarta Pusat. Total ada 15 orang yang ditangkap di lokasi, dua di antaranya berperan sebagai muncikari berinisial IP dan DH.