IDI Belum Ada Rencana Duduk Bareng Unhas soal Terawan, DPR Akan Tunggu
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan sejauh ini internal organisasi belum ada rencana terkait usulan anggota DPR agar IDI duduk bersama dengan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar guna membahas disertasi mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
Sementara itu, Komisi IX DPR masih menunggu langkah IDI terkait polemik Terawan tersebut.
Sebagai informasi, usulan pertemuan dua pihak itu muncul usai salah seorang anggota Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI baru-baru ini mengungkapkan dugaan tekanan yang diterima Unhas untuk meloloskan disertasi Terawan pada 2016 lalu.
"Pengurus Besar (PB) IDI belum membahas hal ini, baik di internal maupun dengan MKEK PB IDI. Tentu ini kewenangan ada di MKEK PB IDI," kata Ketua Bidang Hukum Pembelaan dan Pembinaan Anggota (BHP2A) IDI Beni Satria saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (7/4).
Beni melanjutkan internal IDI juga belum mengetahui terkait detail dugaan tekanan eksternal yang didapatkan pihak Unhas itu. Namun ia menegaskan, bahwa IDI maupun MKEK hanya bergerak atas dasar penegakan dan pelanggaran etik dan tidak ikut campur dalam ranah akademik.
Diketahui, disertasi Terawan itu terkait Cuci Otak yang juga dikenal juga sebagai metode Intra-Arterial Heparin Flushing (IAHF) untuk tujuan terapi yang merupakan modifikasi Digital Subtraction Angiography (DSA)
"Bahwa saat ini sesuai kesepakatan dengan DPR di Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) kemarin, bahwa polemik ini sebaiknya tidak diperpanjang dan sedang dalam proses penyelesaian internal menyerahkan pada mekanisme internal organisasi," ujarnya.
Sementara itu, Unhas Makassar menyambut baik usulan anggota Komisi IX DPR RI agar pihaknya duduk bersama MKEK maupun IDI untuk membahas masalah itu. Humas Unhas Ishak Rahman berharap polemik yang terjadi baru-baru ini dapat segera terselesaikan melalui pembicaraan yang baik.
"Kita tentu menyambut baik usulan dari Ibu Aliyah, anggota DPR RI. Kita berharap segera ada solusi terbaik. Unhas ini ada FK yang juga dosen-dosennya mayoritas dokter anggota IDI juga," kata Ishak kepada CNNIndonesia.com, Kamis (6/4).
Komisi IX Tunggu Langkah IDI soal Terawan
Anggota Komisi IX DPR RI Aliyah Mustika Ilham sebelumnya meminta IDI untuk duduk bersama dengan Rektorat Unhas dan tidak membuat kegaduhan di tengah masyarakat. Ia meminta semua pihak tidak saling menyalahkan antara satu dengan yang lainnya di hadapan publik.
Senada, Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mendorong agar IDI menyampaikan temuan mengenai kecacatan penelitian tersebut dalam bentuk publikasi ilmiah, dan tidak dengan menyebarkan retorika. Bila langkah itu ditempuh, menurutnya, akan membuat citra IDI lebih baik di publik.
Kolega Rahmad Handoyo dan Aliya Mustika di Komisi IX, Saleh Partaonan Daulay meminta IDI segera menyelesaikan persoalan yang berhubungan dengan Terawan secara internal.
Pasalnya, sejauh ini, belum ada langkah-langkah yang diambil IDI untuk duduk menyelesaikan permasalahan dengan Terawan.
"Kita tinggal menunggu hasil pertemuan dari IDI. Kita tunggu dulu langkah yang akan diambil oleh IDI, bolanya sekarang kan ada di IDI. Mudah-mudahan bisa selesai," ucap Saleh saat dihubungi, Kamis (7/4).
Ia pun mengungkapkan agar penyelesaian masalah antara Terawan dan IDI tidak berlarut-larut dan jauh dari substansi semestinya.
"Yang penting bagaimana mendudukkan antara IDI dan Pak Terawan ini bisa sama-sama kembali menjalin hubungan yang baik dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia," tegas Saleh.
Bahkan menurutnya, jika tak bisa diselesaikan internal hingga membutuhkan fasilitator, Saleh menyarankan Universitas Hassanuddin untuk ikut ambil peran. Ihwalnya, Unhas sebagai pihak yang mengeluarkan disertasi Terawan terkait terapi 'cuci otak' ikut disebut-sebut oleh IDI.
"Kemudian tentu kita juga berharap ada fasilitator lain selain Menkes (Menteri Kesehatan) juga diperlukan. Itu katakanlah misal seperti pihak Unhas yan dalam hal ini sudah merasa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari urusan Pak Terawan karena disertasi Pak Terawan disinggung-singgung," kata Saleh.