Aksi bakar ban bekas dilakukan oleh sejumlah mahasiswa di Semarang yang menggelar unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah, Jalan Pahlawan Semarang, Senin (11/4).
Beruntung, pembakaran ban bekas sudah diantisipasi Polisi dengan menutup Jalan Pahlawan Semarang sehingga masyarakat pengguna jalan tidak terganggu.
Polisi juga melakukan pemasangan kawat berduri di depan gerbang Kantor Gubernur Jawa Tengah untuk mengadang perusakan fasilitas umum dan kendaraan milik para ASN yang diparkir di Halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah bila aksi berlangsung anarkis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi massa dari Aliansi Semarang Menggugat berunjuk rasa memprotes rencana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan jabatan Presiden menjadi 3 periode. Dalam aksi ini, massa mahasiswa juga meminta Jokowi untuk segera mengatasi kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng, dan juga harga BBM.
"Kami tahu Pak Jokowi sudah meminta tidak ada pembahasan soal penundaan Pemilu dan perpanjangan jabatan Presiden. Tapi kami butuh kepastian, termasuk kepastian harga minyak goreng dan kenaikan BBM," ujar Koordinator Aksi Rahmad Hidayat usai berorasi.
Aksi unjuk rasa mendapat pengawalan dan pengamanan dari aparat Polri dan TNI. Sedikitnya 900 personel gabungan Polri-TNI dikerahkan dengan ujung tombak di depan massa adalah personel Polwan.
Kapolrestabes Semarang Kombes Polisi Irwan Anwar dan Dandim 0733 Semarang Letkol Honi Havana terus mengingatkan agar personelnya tetap humanis ketika menghadapi massa, termasuk jangan mudah terpancing massa.
"Pembakaran ban bekas ini sebenarnya ya tidak boleh, karena mengganggu masyarakat lain. Tapi kita coba tolerir, tidak sampai api yang besar. Personel kami juga terus kami ingatkan untuk terus bersikap humanis, tidak mudah terpancing", ujar Kapolrestabes Semarang Kombes Polisi Irwan Anwar saat memantau langsung jalannya demo.
Sementara itu, Aksi bakar ban juga dilakukan ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Kaltim Menggugat (Mahakam).
![]() |
Pantauan terakhir CNNIndonesia.com massa sudah mulai bergerak mendekati gerbang masuk Kantor DPRD Kaltim. Langkah tersebut disambung dengan aksi bakar ban. Tampak petugas keamanan siaga berjaga.
Menanggapi itu Kasi Humas Polresta Samarinda, Ipda Muhammad Rizal mengatakan, sebanyak 421 personel diterjunkan untuk mengamankan aksi demonstrasi mahasiswa di depan gerbang DPRD Kaltim pada Senin (11/4). Pasukan pengamanan ini terdiri dari personel gabungan TNI-Polri.
"Sebanyak 30 persen merupakan personel TNI. Nanti mereka dibagi ke beberapa titik, yakni pintu masuk pintu keluar pintu belakang DPRD Kaltim, dan di titik kumpul aksi," ujar Rizal saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com.
Selain itu, kata dia, petugas juga menyiapkan dua unit kendaraan water cannon. Mobil berlapis baja ini bakal digunakan untuk memecah massa bila terjadi kekacauan.
"Selain kendaraan water cannon, ada juga pagar kawat berduri belum kami pasang karena masih menunggu arahan, dan melihat kondisi lapangan," tuturnya.
Dia juga menambahkan, petugas bakal menyiapkan wadah bagi para demonstran yang hendak salat bersama. Sebab saat ini masih suasana Ramadan. Dan bila unjuk rasa berlangsung hingga magrib maka opsi buka puasa siap digelar.
"Kami akan siapkan ruangan untuk salat berjemaah di DPRD. Tak menutup kemungkinan buka puasa bersama juga bakal dilakukan," tegasnya.
(dmr/rio/isn)