Sosok petinggi kelompok Sunda Empire, Raden Rangga Sasana kembali menjadi perbincangan publik usai video lamanya kembali viral di media sosial.
Dalam video wawancara lawas tersebut, sosok kontroversial 'Lord Rangga' nampak duduk bersebelahan dengan Menteri Pertanian era Pemerintahan SBY di tahun 2009-2014, Suswono.
Selain itu, Rangga juga kedapatan menjadi panelis bersamaan dengan Utusan Khusus Presiden RI untuk Penanggulangan Kemiskinan, HS Dillon.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video tersebut diketahui diambil jauh sebelum kelompok Sunda Empire muncul kehadapan publik pada awal Januari 2020 silam. Sosok Rangga dalam wawancara itu juga diperkenalkan sebagai Ketua Umum Dewan Bawang Merah RI, bukan petinggi Sunda Empire.
Pada kesempatan tersebut, Rangga kedapatan memberikan pandangannya mengenai potensi komoditas bawang merah di kancah internasional. Sebab, ia menilai tanaman bawang merah mempunyai potensi dan pasar yang besar di luar negeri.
Hanya saja, ia menilai, pemerintah masih belum memberikan perhatian penuh kepada petani-petani bawang yang ada di pelbagai daerah.
"Hortikultura juga bisa menjadi kekuatan dunia. Saat ini bawang merah menjadi satu kekuatan yang hampir 70 persen memenuhi kebutuhan dunia adalah Indonesia," ujarnya dikutip dari akun Youtube Soegang Sarjadi pada Selasa (12/4).
Rangga mengatakan, dengan tingkat kebutuhan yang tinggi itu, maka pemenuhan komoditas bawang di pasar lokal maupun dunia maka akan semakin meningkat nama Indonesia di luar negeri.
Kala itu, Rangga meyakini bahwasanya Dewan Bawang Merah RI dapat mencapai swasembada bawang merah pada 2015. Hal itu, kata dia, dapat terwujud salah satunya apabila Presiden SBY turut memberikan atensi untuk pengembangan tanaman hortikultura.
"Negara harus turun tangan. Mungkin tidak hanya Pak Menteri yang turun tangan, Presiden juga harus turun tangan," katanya.
Lebih jauh, Rangga memandang, Indonesia juga bisa menjadi negara super power pada 2045 mendatang apabila pemerintahnya fokus untuk mengembangkan sektor pertanian.
"Untuk menuju Negara Adikuasa 2045, itu bisa kalau pemerintah serius berkomitmen kembali pada pertanian," jelasnya.
(tfq/isn)