BMKG Perkirakan Kenaikan Suhu Capai 4 Derajat Celcius pada 2100

CNN Indonesia
Rabu, 13 Apr 2022 04:14 WIB
Ilustrasi musim kemarau. (iStock/Joa_Souza)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan suhu rata-rata di Indonesia akan mengalami kenaikan mencapai 4 derajat celcius pada tahun 2100 seiring perubahan iklim.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyebut hal itu bisa dicegah dengan segera melakukan langkah mitigasi secara komprehensif dan terukur guna menahan laju perubahan iklim.

"Mitigasi harus dilakukan segera, tidak bisa ditunda-tunda karena situasi kekinian sangat mengkhawatirkan. Contohnya, Siklon Seroja yang terjadi di NTT tahun lalu, semestinya siklon tersebut tidak terjadi di wilayah tersebut, tapi akibat perubahan iklim siklon tersebut muncul," ungkap Dwikorita saat Seminar Dinamika Atmosfer Regional Provinsi Utara dalam rangka peringatan Hari Meteorologi Dunia (HMD) ke-72, Selasa (12/4) melalui keterangan tertulis.

Kenaikan suhu di seluruh pulau utama di Indonesia yang mencapai 4 derajat celcius pada tahun 2100, kata dia, adalah empat kali dibandingkan zaman pra-industri. Bahkan, lanjutya, puncak Jaya Wijaya di Papua yang pada 2020 memiliki ketebalan es 31,49 meter, di tahun 2025 diperkirakan es tersebut akan hilang sepenuhnya.

Dwikorita mengatakan, peningkatan suhu tersebut akan memicu terjadinya cuaca ekstrem dan anomali iklim yang semakin sering. Intensitasnya pun semakin kuat dengan durasi panjang. Kondisi tersebut, lanjut Dwikorita, tentu akan mengakibatkan kerugian bagi Indonesia. Tidak hanya bersifat materil seperti infrstruktur, namun juga korban jiwa.

"Jadi jangan heran jika saat musim kemarau juga terjadi hujan dan banjir, atau musim kemarau akan terasa lebih panas dan kering. Pun saat musim hujan, jauh lebih lebat sehingga memicu bencana hidrometeorologi," kata dia.

Dwikorita mengungkapkan, bencana hidrometeorologi di Indonesia meningkat menjadi bencana terbesar dengan prosentase 95 persen. Selama tahun 2021, bencana yang mencapai 5.402 kasus merupakan sebagai dampak perubahan iklim global.

Dwikorita menegaskan, pemerintah bersama semua elemen masyarakat harus bekerja sama dan gotong royong dalam melakukan aksi mitigasi. Mulai dari penghematan listrik, air, pengelolaan sampah, pengurangan energi fosil dan menggantinya dengan kendaraan listrik, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menanam pohon, restorasi mangrove, dan lain sebagainya.

(ain/ain)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK