Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meminta masyarakat tak membandingkan syarat booster vaksin virus corona (Covid-19) untuk mudik dengan gelaran MotoGP di Sirkuit Mandalika Lombok beberapa waktu lalu.
Yaqut memprediksi jumlah pemudik saat libur Hari Raya Idulfitri tahun ini bisa mencapai lebih dari 85 juta orang. Jumlah ini sangat besar sehingga diantisipasi agar tidak terjadi gelombang penularan Covid-19 di daerah tujuan mudik.
"Jadi jangan dibandingkan fenomena mudik yang melibatkan puluhan juta jiwa ini dengan, misalnya, gelaran MotoGP di sirkuit Mandalika yang jumlah akumulasi penonton 100 ribu alias hanya 0,1%-nya dari jumlah pemudik," kata Yaqut dalam keterangan resminya di Kota Pasuruan, Jatim, Rabu (13/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu pun di NTB vaksin dosis lengkap sudah mencapai 80,55% jelang MotoGP dan penonton MotoGP juga disyaratkan sudah vaksin lengkap atau menunjukkan tes PCR atau antigen," tambah dia.
Yaqut menilai persyaratan booster bagi pemudik jadi bukti kecintaan menjaga keselamatan seluruh masyarakat atau hifdzun-nafs. Syarat itu juga jadi komitmen agar bangsa Indonesia segera pulih dari pandemi yang mendera selama dua tahun ini.
Yaqut mengatakan pemerintah telah menargetkan program vaksinasi sebanyak 2 juta orang sehari di tahun 2022. Hal ini direspons Kementerian Agama dengan menyelenggarakan vaksinasi massal di semua level, termasuk dengan menggelar vaksinasi booster.
Data yang sudah masuk, kata Yaqut, di Jawa Timur kegiatan vaksinasi booster yang digerakkan Kementerian Agama ini telah diikuti 1 juta orang.
Data di provinsi lainnya antara lain: Jawa Tengah (42.706 orang), DI Yogyakarta (11.000 orang), Jawa Barat (100.000 orang), Banten (985.500 orang), Lampung (3.693 orang), dan Sulawesi Selatan (20.000 orang). Jadi data sementara jumlah totalnya mencapai 2.162.899 orang.
"Saya mengajak para tokoh agama, pimpinan ormas keagamaan, lembaga keagamaan, serta seluruh elemen bangsa dan umat untuk bersama-sama menyukseskan vaksinasi dengan proaktif mendatangi pusat-pusat vaksinasi," kata Ketum GP Ansor itu.