Semringah Perantau Semarang Ikut Jumat Agung di Katedral Jakarta

Katedral Jakarta menggelar ibadah Jumat Agung dalam rangkaian Trisuci Paskah 2022, Jumat (15/4). Tak hanya warga sekitar Katedral, jemaat perantau juga bisa beribadah di gereja tertua itu.

Jorra (24) karyawati swasta asal Semarang, Jawa Tengah menjadi salah satu jemaat perantau yang ikut ibadah Jumat Agung.

Dia mengaku senang bisa kembali merayakan ibadah rangkaian Paskah secara luring, di tengah pandemi Covid-19.

"Rasanya seneng sih karena bisa ibadah secara offline, tapi sendirian di sini engga bisa bareng keluarga," kata Jorra saat ditemui CNNIndonesia.com di Katedral, Jumat (15/4).

Lihat Juga : Suasana Hikmat Jumat Agung di Katedral Jakarta

Dia menjelaskan panitia rangkaian Perayaan Pekan Suci 2022 membagi lokasi ibadah untuk sejumlah jemaat. Jika berasal dari luar wilayah Katedral diarahkan ke Aula St Yohanes.

Menjelang ibadah Trisuci Paskah 2022, ia sengaja datang ke Katedral untuk mencari tahu bagaimana prosedur agar bisa ibadah di Katedral.

Jorra mengatakan para calon jemaat harus mendaftar lewat situs belarasa.id. Namun dengan menunjukkan KTP, panitia mengizinkan masuk.

"Kebetulan kemarin engga bisa ya ikut ibadah di sini karena harus daftar lewat (website) Bela Rasa dulu, tapi ternyata tadi bisa dengan nunjukin KTP doang," pungkasnya.

Jorra mengaku senang dan aman melangsungkan ibadah di Katedral, lantaran panitia melakukan sejumlah protokol kesehatan yang ketat dan keamanan yang baik.

"Ketat banget protokol kesehatan, keamanan juga ketat banget, tadi sempet dicek tas, duduknya juga masih ada space," tuturnya.

Lihat Juga : Kala Lonceng dan Bedug Bersahut dari Katedral-Istiqlal

Terpisah, Humas Katedral, Jakarta Pusat, Susyana Suwadie ibadah Jumat Agung digelar dalam tiga sesi. Pertama pada pukul 12.00 WIB secara daring, pukul 15.00 dan 18.00 secara hybrid.

Sesuai aturan PPKM level dua di Jakarta, Susyana mengatakan kapasitas jemaat dibatasi menjadi 75 persen atau maksimal 1.105 jemaat. Susyana mengatakan posisi jemaat di dalam gereja masih diterapkan jaga jarak dengan pembatas tali antar sisi kiri dan kanan.