Salah satu unggahan Karna lain yang viral adalah postingan menyertakan kolase foto 9 tokoh seperti Ade Armando, Permadi Arya, Guntur Romli, Denny Siregar, Dewi Tanjung dan beberapa lainnya.
Satu figur diberi tanda silang di tengah adalah Ade Armando, dengan menyertakan kalimat berbunyi 'Satu Persatu Dicicil Massa' diikuti emoticon tertawa.
Karna mengaku mengunggahnya, namun lagi-lagi dalam konteks bercanda. Foto kolase tersebut, menurutnya, juga diambil dari postingan lain dari grup WhatsApp yang bukan buatannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi sebenarnya begini, nyuwunsewu saya mengekspresikan itu kan sebenarnya wajar saja. Enggak ada maksud politik ya, tapi kalau mau dikait-kaitkan politik ya monggo," katanya.
Bagaimanapun, Karna tetap mengakui kesalahannya dan meminta maaf telah membuat kegaduhan di tengah masyarakat lewat candaannya itu. Ia pun menyerahkan masalah ini kepada pihak kampus.
"Saya memohon maaf kepada publik dan ini sedang diproses di UGM. Nanti yang berhak menjawab adalah pihak humas, tentu saja setelah keputusan dari rektor muncul," ujarnya.
Kabag Humas dan Protokol UGM Dina W Kariodimedjo menambahkan proses pemeriksaan Karna hari ini dihadiri rektor, wakil rektor bidang Sumber Daya Manusia (SDM), dekan FMIPA.
Hasil permintaan keterangan ini akan diserahkan dan ditindaklanjuti oleh Dewan Kehormatan Kampus UGM.
"Proses selanjutnya tentunya menunggu hal-hal tersebut," ujarnya.
Sebelumnya, Karna Wijaya menjadi sorotan di media sosial karena sempat melontarkan olokan terhadap Ade Armando usai menjadi korban penganiayaan di depan Gedung MPR/DPR, Jakarta.
Sejauh ini, akun milik Karna Wijaya sudah tidak ditemukan usai viral dibicarakan warganet. Namun, ada yang sempat memfoto layar sehingga jejak unggahan Karna Wijaya di Twitter dan media sosial lainnya masih bisa diketahui.
Dosen komunikasi UI itu menjadi korban penganiayaan saat hadir dalam aksi menolak perpanjangan masa jabatan presiden di depan kantor MPR/DPR, Jakarta beberapa waktu lalu.
Ade diamuk massa hingga tak berdaya. Ia lantas dibawa ke rumah sakit Siloam, Semanggi Jakarta. Tim dokter menyatakan ada pendarahan di otak akibat pemukulan yang dialaminya.
Sejauh ini polisi sudah menetapkan beberapa orang sebagai tersangka pemukulan Ade.
(kum/fra)