Pegawai Dishub Makassar Sempat Disantet Sebelum Tewas Ditembak Mati

CNN Indonesia
Selasa, 19 Apr 2022 16:25 WIB
Polisi mendapat informasi bahwa pegawai Dishub Makassar Najamuddin sempat gagal dibunuh lewat santet sebelum ditembak pakai senpi jenis revolver.
Ilustrasi. Berdasarkan pemeriksaan polisi sejauh ini pegawai Dishub Makassar Najamuddin sempat akan dibunuh pakai santet sebelum ditembak pakai senpi jenis revolver. (iStockphoto/FluxFactory)
Makassar, CNN Indonesia --

Pembunuhan pegawai Dinas Perhubungan (Dishub) Makassar, Sulawesi Selatan, Najamuddin Sewang, menggunakan senjata api masih terus didalami kepolisian. Polisi mendapat informasi baru terkait dugaan upaya santet yang dilakukan oleh pelaku sebelum membunuh korban.

Dalam perkara ini, polisi telah menetapkan mantan Kasatpol PP Makassar MIA sebagai tersangka yang merencanakan, dan anggota Polri berinisial SR sebagai tersangka eksekutor.

Dari pemeriksaan diketahui motif pembunuhan itu adalah sakit hati terkait hubungan asmara, di mana MIA menjalin kasih dengan perempuan pegawai Dishub Makassar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi berdasarkan penyelidikan diketahui motifnya karena asmara. Kita sesuaikan semua keterangan dari saksi-saksi sehingga dari situ kita menyakini bahwa ada satu sebagai otak dari kejadian ini," Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Budhi Haryanto, Selasa (19/4).

MIA sakit hati terhadap korban yang saat itu masih menjabat sebagai Plt Kepala Dinas Perhubungan Makassar, lantaran Najamuddin Sewang mengganggu hubungan asmaranya dengan R.

"Pembunuhan ini sudah direncanakan sejak tahun 2020, namun baru terlaksana pada tahun 2022," beber Budhi.

Selain merencanakan penembakan terhadap korban, kata Budhi, tersangka juga pernah berusaha membunuh korban dengan meminta bantuan dari orang-orang pintar atau dukun.

"Pembunuhan ini mulai dari mencari dukun, ada orang yang disuruh untuk melempar sesuatu ke rumah korban, tapi tidak meninggal. Akhirnya dia mencari orang yang bisa membunuh si korban ini. Maka ketemu dan terjadilah penembakan ini," terangnya.

Budhi menerangkan pelaku eksekutor SR bersedia membantu MIA karena mereka berasal dari daerah yang sama di Sulsel.

"Karena eksekutor ini satu daerah dengan otak. Karena merasa ikut sakit hati waktu otak pelaku disakiti oleh korban sehingga mau melakukannya. Bukan untuk membayar tapi ucapan terimakasih uang Rp85 juta itu," bebernya.

Senpi Revolver Dibeli dari Jaringan Teroris

Untuk senjata api yang digunakan menewaskan Najamudin tersebut, komplotan tersebut membelinya dari jaringan teroris secara daring.

"Jadi pemilik senjata api beli secara online," kata Budhi.

Budhi menerangkan SR tidak mengetahui jika tempat ia beli senjata jenis revolver bersama puluhan peluru kaliber 38 MM dan 32 MM merupakan jaringan penjualan senjata teroris.

"Awalnya SR tidak tahu kalau tembak beli senjata itu adalah teroris, nanti setelah kami dalami ternyata ada hubungannya dengan salah satu jaringan teroris," kata Budhi.

(mir/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER