Mereka yang Menahan Rindu Lebaran di Pinggir Jalan

CNN Indonesia
Sabtu, 30 Apr 2022 11:55 WIB
Bagi Heri (37), Idulfitri berarti menahan rindu. Sudah 15 tahun ia tak pulang ke kampung halamannya, memulung di Jakarta.
Siti (39) bekerja sebagai pemulung setahun belakangan ini akibat terdampak pandemi Covid-19. (Foto: CNN Indonesia/Maulida Balqis)

Siti (39), wanita asal Ciamis, Jawa Barat, yang juga bekerja sebagai pemulung, mengaku sering mendapatkan bantuan dari Kopassus selama Ramadan.

Siti mengatakan, Kopassus sering memberikan bantuan tak hanya berupa makanan atau sembako, tetapi juga izin untuk melihat-lihat dan mengorek sampah di rumah mereka. Karena itu, hasil memulungnya hampir selalu banyak dengan didominasi botol-botol plastik.

Ibu empat anak itu pun mengaku baru setahun belakangan ini menjalani pekerjaan sebagai pemulung. Sebelumnya, Siti berjualan mie ayam dan bakso, tapi terpaksa tutup karena pembatasan akibat pandemi Covid-19 tahun lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siti mengungkapkan, penghasilannya dari memulung bisa mencapai sekitar 20 kilogram sehari. Dari hasil itu, dia bisa memeroleh uang sekitar Rp50 irbu.

"Kadang enggak nentu. Itu Rp50 ribu itu enggak tiap hari, kadang kurang. Karena kan namanya sampah kadang ada, kadang enggak," ujarnya.

Menyambut Lebaran, Siti mengatakan tidak ada rencana khusus. Ia berniat tetap berada di kontrakan kecilnya bersama dengan empat anaknya.

Menurutnya, Lebaran jadi waktu istirahat bagi dirinya setelah selama setahun ini berjalan dari satu rumah ke rumah lainnya. Namun, jauh di dalam lubuk hatinya, Siti mendambakan bisa mudik dan berkumpul dengan keluarga besarnya di kampung halaman.

"Buat saya sebenarnya kalau Idulfitri itu ya, penginnya ngumpul. Karena sudah tiga lebaran ini kan saya belum bisa pulang," katanya tersenyum.

Pemulung Ditertibkan dan Dipulangkan

Berdasarkan data Dinas Sosial Pemprov DKI Jakarta, sepanjang 2020 tercatat ada 4.622 orang berstatus penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Jumlah tersebut didominasi mereka yang berstatus gelandangan dengan jumlah 1.044 orang.

Kepala Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta, Premi Lasari, mengatakan Dinsos selalu berupaya menertibkan PMKS di Jakarta. Hal itu dilakukan setiap hari di sejumlah wilayah.

Pada Rabu (20/4), tercatat sebanyak 59 PMKS ditertibkan dinsos di 10 Kecamatan di kawasan Jakarta Timur. Sebanyak 59 PMKS itu terdiri dari 16 pemulung, 12 pengamen, 11 pedagang asongan, 6 parkir liar, 3 manusia gerobak, 3 gelandangan, 2 anak jalanan, 2 pengemis, 1 orang dengan masalah kejiwaan (ODMK), 1 peminta sumbangan, dan 1 orang terlantar.

"Tiap hari kami bersama Satpol PP mengadakan operasi tali asih dan asuh. Lalu akan kami assessment (penilaian) dan lakukan pembinaan di panti," ujar Premi saat dihubungi, Kamis (21/4).

Premi berujar, jika para PMKS itu masih memiliki keluarga, maka mereka akan dikembalikan ke keluarga masing-masing dengan syarat tidak boleh kembali ke jalanan.

Selain itu, jika PMKS berasal dari luar kota, maka Dinsos Pemprov DKI Jakarta akan berkoordinasi dengan dinsos daerah untuk memulangkan mereka.

"Jika ada keluarga yang masih ada, maka akan dikembalikan ke keluarga dengan jaminan mereka tidak kembali ke jalan. Bagi yang dari luar kota, kami koordinasi dengan dinsos daerah yang bersangkutan untuk dipulangkan," kata dia.

(blq/tsa)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER