Akademisi sekaligus Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat, Djoko Setijowarno menyoroti jaminan keamanan mudik dari Jawa ke Sumatera. Pasalnya, banyak yang takut melakukan perjalanan pada malam hari.
Ia berkata, banyak pemudik yang ogah melanjutkan perjalanan di atas jam 22.00 WIB. Mereka rela bermalam di Bakauheni, Lampung atau pemberhentian lainnya. Lalu, keesokan harinya, pukul 09.00 WIB mereka kembali melanjutkan perjalanan.
"Alasan keamanan menyebabkan pemudik memilih menyeberang pada jam tersebut," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (26/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, itu adalah bukti bahwa pemerintah sampai saat ini belum dapat menjamin keamanan pemudik di wilayah Sumatera, khususnya di Lampung.
"Pemudik masih merasa was-was jika harus melakukan perjalanan di malam hari di jalan non tol, terutama sepeda motor," kata dia.
Selain permasalahan keamanan, Djoko juga menyoroti ketersediaan angkutan umum yang buruk di daerah tujuan. Sehingga, banyak pemudik yang terpaksa harus membawa kendaraan sendiri.
Berdasarkan catatannya, di Pelabuhan Penyeberangan Merak tersedia pelayanan regular dengan 6 dermaga dan pelayanan ekspres dengan satu dermaga. Dermaga 6 Merak berpasangan dengan Dermaga 7 Bakauheni.
Selain itu, untuk menyeberangkan pemudik sudah disediakan 68 kapal siap operasi. Namun, ada beberapa kapal yang tidak bisa beroperasi.
"Ada 3 kapal tidak siap operasi disebabkan proses docking, yakni KMP Labrita Karina, KMP Nusa Dharma dan KMP Putera," ucapnya.
CNNIndonesia.com telah menghubungi Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad terkait keamanan mudik di sana. Namun, sampai berita ini ditulis, yang bersangkutan belum merespons.
Diketahui, pemerintah memprediksi arus puncak mudik lebaran terjadi pada 28-29 April. Untuk menghindari lonjakan itu salah satunya, banyak warga yang mudik lebih awal.