Aksi peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day, Minggu (1/5), tetap dikawal meski diperkirakan tak banyak elemen buruh yang turut serta.
Diketahui, Partai Buruh dan sejumlah organisasi lainnya bakal memperingati May Day dengan menggelar aksi demo di depan Gedung KPU dan Bundaran HI.
"Jadi untuk besok tetap Polda Metro menyiagakan pengamanan," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan kepada wartawan, Sabtu (30/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, Zulpan belum membeberkan berapa jumlah personel yang akan diterjunkan untuk mengamankan aksi demo di dua lokasi tersebut.
Berdasarkan surat pemberitahuan yang diterima pihaknya, ia menyebut tidak banyak elemen buruh yang akan ikut dalam unjuk rasa tersebut.
"Dari pemberitahuan kepada kita memang tidak banyak elemen yang menyatakan akan turun, mungkin ini juga terkait situasi saat ini dalam menghadapi Lebaran apalagi sebagian warga kita melaksanakan mudik Lebaran," tuturnya.
Sebelumnya, Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengungkapkan sejumlah organisasi serikat buruh akan menggelar unjuk rasa di depan Gedung KPU dan Bundaran HI, Jakarta pada peringatan Hari Buruh, Minggu (1/5).
Aksi itu membawa sejumlah tuntutan. Antara lain, menuntut pemilu jujur dan adil hingga menuntut penurunan harga bahan pokok.
Selain itu, juga mendesak Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mencopot Menteri Perdagangan imbas ditangkapnya Dirjen Perdagangan Luar Negeri Indrasari Wisnu Wardhana dalam kasus dugaan korupsi ekspor minyak CPO.
"Partai Buruh dan organ serikat buruh mendesak agar Mendag dicopot, karena selalu menyatakan ada mafia-mafia yang tidak bisa disentuh atau untouchable, ternyata dirjen-nya," kata Said Iqbal, dalam konferensi pers virtual, Rabu (20/4).
Lihat Juga : |
Disampaikan Said, aksi May Day akan diikuti sekitar 300 orang. Selain serikat buruh, kata dia, aksi ini juga akan diikuti oleh serikat petani, forum guru honorer, buruh migran, hingga Urban Poor Consortium (UPC).
"Dan juga lokasi aksi selain di KPU adalah di Bundaran HI. Massa aksi sekitar 300 orang yang berasal dari organ buruh, guru honorer, tani, nelayan, miskin kota, buruh migran, PRT, UPC," ujarnya.
(dis/arh)