Profesor LPDP Singgung Hijab Manusia Gurun Diadukan ke Sri Mulyani

CNN Indonesia
Minggu, 01 Mei 2022 07:15 WIB
Profesor LPDP dalam wawancara program Dikti yang menyinggung SARA terkait hijab manusia gurun kepada peserta dilaporkan ke Menkeu Sri Mulyani. (ANTARAFOTO/Puspa Perwitasari).
Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang peserta beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) diduga mendapat pelecehan verbal dan menyinggung SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) dalam proses wawancara Program Dikti.

Hal itu terungkap lewat surat terbuka yang dirilis pada Sabtu (30/4). Surat yang melaporkan tindakan Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Budi Santosa tersebut ditujukan kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Direktur Utama LPDP Andin Hadiyanto.

"Budi Santosa sebagai pihak yang mewawancarai peserta Program Dikti sebagaimana yang disampaikan pada tulisannya mengatakan kalimat yang bernuansa SARA bahwa '12 mahasiswi yang diwawancarai tidak ada satupun yang menutup kepala ala manusia gurun, sehingga otaknya benar-benar open minded,'" tulis pernyataan tersebut, Sabtu (30/4).

"Kami sebagai umat islam sangat tersinggung dengan perkataan yang disampaikan secara terbuka oleh Pewawancara LPDP karena merendahkan syariat agama kami yang mewajibkan para wanita untuk menutup kepala (berhijab) sebagai bentuk kepatuhan dalam agama," lanjutnya.

Budi Santosa selaku salah satu pewawancara beasiswa program LPDP dituding melakukan ujaran bersifat SARA dan pelecehan secara verbal melalui akun Facebook miliknya.

Surat terbuka tersebut turut menyatakan tulisan Budi Santosa sebagai bentuk pelecehan terhadap mahasiswi dan seluruh wanita di Indonesia.

Ia disebut beberapa kali melempar sentimen negatif seputar jilbab dan keyakinan umat islam. Budi juga diduga pernah mengeluarkan pernyataan serupa sebelumnya.

Pada 2019, ia dituding pernah membuat kegaduhan dengan menyerang seorang mahasiswi yang tidak mau bersentuhan saat bersalaman dengan narasi yang melecehkan.

Irvan Novianda selaku penulis surat terbuka lalu meminta Menkeu dan Dirut LPDP untuk menindak tegas masalah tersebut. Ia juga menuntut Menkeu dan Dirut LPDP untuk memberi pernyataan resmi terkait kegaduhan yang disebabkan oleh Budi Santosa selaku pewawancara LPDP.

Tak lupa, Irvan mengajak masyarakat yang pernah mengalami hal serupa dari Budi Santosa untuk melapor ke situs pelaporan yang disediakan Kementerian Keuangan.

Budi Santosa mengunggah sebuah pernyataan melalui Facebook pada Rabu (27/4). Ujaran kebencian dan SARA diduga tercantum dalam pernyataan itu karena menyinggung umat muslim yang memakai jilbab.

Menanggapi itu, Institut Teknologi Kalimantan (ITK) menyebut tulisan Budi yang menyinggung hijab peserta beasiswa LPDP merupakan tulisan pribadi dan tidak ada hubungan dengan ITK.

"Dengan ini, kami informasikan bahwa, tulisan Prof. Budi Santosa Purwakartiko tersebut merupakan tulisan pribadi dan tidak ada hubungannya dengan jabatan beliau sebagai rektor ITK," kata ITK dalam akun twitternya, Sabtu (30/4).

"Oleh karena itu, mohon pemberitaan dan komentar lebih lanjut baik oleh media maupun para netizen tidak mengaitkan dengan institusi ITK, dan awak media atau para netizen dapat langsung berkomunikasi dengan beliau," tambahnya.

(wel/bir)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK